Jika pengemudi memiliki kompetensi atau mahir mobil dengan transmisi manual lebih mudah melewati tanjakan karena pengaturan gigi bisa disesuaikan sesuai kebutuhan.
“Pengemudi yang mahir pasti tahu kapan dan di titik mana mobil tersebut harus oper gigi saat melewati tanjakan,” ucap Hardi. Berbeda dengan matik, pengemudi harus hati-hati saat menentukan posisi tuasnya, menurut Hardi entah di 3, 2 atau 1.
“Alih-alih mau mendapatkan torsi tapi justru bisa berpotensi over running mengakibatkan selip berlebihan bila pengemudi tidak paham, sehingga perlu betul-betul memperhatikan putaran mesin,” ucap Hardi. .
Sementara bila pengoperasian transmisi matik hanya dengan mengandalkan posisi D ada potensi tenaga tidak terisi pada titik tertentu menurut Hardi.
“Bisa juga tetap di D saja dengan mengandalkan teknik kickdown untuk memperoleh torsi besar, namun di beberapa titik bisa ngelag, seperti kosong gasnya, yang artinya saat itu terjadi selip,” ucap Hardi.
Jadi, transmisi manual memang bisa dibilang lebih kuat untuk menanjak karena konstruksinya lebih paten dalam hal menyalurkan tenaga, dengan catatan pengemudi harus memiliki kompetensi mengemudi mobil manual.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Mobil Transmisi Manual Lebih Jago Menanjak daripada Matik?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/28/101200815/benarkah-mobil-transmisi-manual-lebih-jago-menanjak-daripada-matik-.