SONORABANGKA.ID - Adalah Tingkat keberhasilan suatu mobil melewati jalan menanjak umumnya dipengaruhi oleh torsi yang mampu dihasilkan. Semakin tinggi torsinya, maka peluang mobil bisa menanjak lebih tinggi.
Selain itu, traksi atau cengkeraman tapak ban dan permukaan jalan juga turut menentukan. Sehingga, pengemudi harus piawai mengoperasikan kendaraan.
Tapi, bagaimana dengan jenis transmisi yang digunakan apakah matik dan manual ada bedanya?
Hasan Ariyanto, Pemilik Mandiri Auto Klaten mengatakan dilihat dari segi konstruksi kedua transmisi yakni automatic transmission (AT) dan manual transmission (MT) memang ada perbedaan mendasar.
“Kemampuan suatu mobil untuk menanjak salah satunya dipengaruhi dari transmisi, tepatnya pada bagian koplingnya, pada jenis MT dibekali kopling kering sedangkan AT kopling fluida atau torque converter,” ucap Hasan kepada Kompas.com, Rabu (28/2/2024).
Hasan mengatakan secara teknis konstruksinya lebih kuat MT karena potensi selip hanya ada di kampas kopling, sedangkan di AT potensi selip ada di torque converter dan bagian kelompok koplingnya.
“Area mekanikal yang berpotensi mengalami selip ada lebih banyak pada transmisi matik, akibatnya akan semakin banyak tenaga mesin yang terbuang ketika mobil digunakan untuk menanjak,” ucap Hasan.
Hasan mengatakan prinsip kerja kampas kopling pada transmisi manual lebih kaku dalam menyambungkan putaran mesin dengan transmisi, sehingga potensi selipnya lebih kecil.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan tingkat peluang keberhasilan mobil matik melibas tanjakan sebetulnya juga dipengaruhi ketinggian tanjakan dan ancang-ancangnya.
“Manual dan matic sama-sama berpotensi bisa melewati tanjakan namun secara karakter memang manual lebih unggul ketika menghadapi tanjakan tanggung tanpa ancang-ancang,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Rabu (28/2/2024).
Jika pengemudi memiliki kompetensi atau mahir mobil dengan transmisi manual lebih mudah melewati tanjakan karena pengaturan gigi bisa disesuaikan sesuai kebutuhan.
“Pengemudi yang mahir pasti tahu kapan dan di titik mana mobil tersebut harus oper gigi saat melewati tanjakan,” ucap Hardi. Berbeda dengan matik, pengemudi harus hati-hati saat menentukan posisi tuasnya, menurut Hardi entah di 3, 2 atau 1.
“Alih-alih mau mendapatkan torsi tapi justru bisa berpotensi over running mengakibatkan selip berlebihan bila pengemudi tidak paham, sehingga perlu betul-betul memperhatikan putaran mesin,” ucap Hardi. .
Sementara bila pengoperasian transmisi matik hanya dengan mengandalkan posisi D ada potensi tenaga tidak terisi pada titik tertentu menurut Hardi.
“Bisa juga tetap di D saja dengan mengandalkan teknik kickdown untuk memperoleh torsi besar, namun di beberapa titik bisa ngelag, seperti kosong gasnya, yang artinya saat itu terjadi selip,” ucap Hardi.
Jadi, transmisi manual memang bisa dibilang lebih kuat untuk menanjak karena konstruksinya lebih paten dalam hal menyalurkan tenaga, dengan catatan pengemudi harus memiliki kompetensi mengemudi mobil manual.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Mobil Transmisi Manual Lebih Jago Menanjak daripada Matik?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/28/101200815/benarkah-mobil-transmisi-manual-lebih-jago-menanjak-daripada-matik-.