Ilustrasi aset kripto Bitcoin
Ilustrasi aset kripto Bitcoin ( Unsplash)

Harga Bitcoin Pecah Rekor Tertinggi Baru, Tembus Rp 1.089 Miliar

9 Maret 2024 08:44 WIB
  1. Bitwise (BITB)
  2. ARK Invest/21Shares (ARKB)
  3. Invesco Galaxy Bitcoin ETF (BTCO)
  4. iShares Bitcoin Trust (IBIT)
  5. VanEck Bitcoin Trust (HODL)
  6. Franklin Bitcoin ETF (EZBC)
  7. Fidelity Wise Origin Bitcoin Trust (FBTC)
  8. WisdomTree Bitcoin Trust (BTCW)
  9. Valkyrie Bitcoin Fund (BRRR)
  10. Hashdex Bitcoin Futures ETF (DEFI)
  11. Grayscale Bitcoin Trust (GBTC)

Menurut data Farside Investors, sembilan ETF Bitcoin spot baru telah mengumpulkan total 300.000 BTC. Ini berarti sembilan ETF spot sekarang memiliki 1,5 persen dari pasokan maksimum Bitcoin yang sebesar 21 juta keping BTC.

Adapun pemasukan senilai 17 miliar dollar AS (kira-kira Rp 266,5 triliun) sejak debut publiknya pada 11 Januari.

Arus masuk bersih ETF Bitcoin spot yang baru berusia 1 bulan lebih ini dilaporkan telah melampaui 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 94 triliun.

Halving day 2024

Bitcoin halving adalah peristiwa yang terjadi 4 tahun sekali. Sesuai dengan namanya, halving pasokan Bitcoin adalah peristiwa di mana imbalan untuk menambang blok baru di blockchain Bitcoin dipotong setengahnya.

Setelah halving day, hadiah BTC yang diberikan kepada penambang akan dikurangi dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per blok. Tujuan halving day antara lain untuk membatasi pasokan dan menekan inflasi BTC.

Mengacu riwayat sebelumnya, harga Bitcoin selalu mengalami kenaikan signifikan setelah halving day. Misalnya, Bitcoin mencapai harga 1.000 dollar AS setelah halving tahun 2012 dan mencapai 20.000 dollar AS setelah halving tahun 2016.

Halving terakhir yang terjadi pada 2021 mencetak rekor harga Bitcoin tertinggi sepanjang masa di level 69.000 dollar AS, sebagaimana dihimpun dari BlockWorks.

Dengan berkurangnya pasokan dan berlanjutnya permintaan yang kuat terhadap Bitcoin, hal ini diperkirakan akan mendorong harga BTC ke level yang lebih tinggi dalam jangka pendek.

Selain kedua faktor yang sudah dipaparkan sebelumnya, faktor yang mendorong kenaikan Bitcoin ini juga mencakup ketertarikan institusi finansial dan korporasi terhadap Bitcoin sebagai investasi lindung nilai (hedge) terhadap inflasi.

Kemudian faktor berikutnya menyangkut ketertarikan investor ritel terhadap potensi keuntungan tinggi dan daya tarik keuangan Bitcoin yang terdesentralisasi.

Sebagaimana dikutip dari GizChina, Sabtu (9/3/2024), faktor makroekonomi seperti kekhawatiran inflasi, ketidakpastian geopolitik, dan kebijakan moneter yang longgar dari bank sentral berperan mendorong investor menuju aset alternatif seperti Bitcoin.

Yang perlu diperhatikan, berbagai pihak mengatakan bahwa sulit untuk menghilangkan aspek spekulatif dari aset Bitcoin, misalnya dilihat dari kejatuhannya yang cepat setelah menembus level 70.000 dollar AS.

"Menavigasi harga tertinggi yang lama sangatlah rumit, dan bendungan Bitcoin cenderung tidak meledak saat pertama kali diminta," ujar Antoni Trenchev selaku Co-founder platform pinjaman kripto Nexo.

"Volatilitas akan menentukan pasar bullish Bitcoin, dan tahun 2024 akan dipenuhi penurunan 10 persen hingga 20 persen yang tiba-tiba dan memilukan," pungkas Trenchev.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Bitcoin Pecah Rekor Tertinggi Baru, Tembus Rp 1.089 Miliar", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2024/03/09/08120717/harga-bitcoin-pecah-rekor-tertinggi-baru-tembus-rp-1089-miliar?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm