Lapisan jaringan mati yang tebal dan berwarna abu-abu dapat menumpuk di hidung dan tenggorokan.
Lapisan ini disebut "pseudomembran" dan dapat membuat penderitanya sangat sulit bernapas dan menelan.
Menurut laman Layanan Kesehatan Nasional UK (NHS), gejala difteri biasanya mulai terasa 2 hingga 5 hari setelah terinfeksi.
Gejala umum penyakit difteri antara lain:
Di negara-negara dengan kebersihan yang buruk, infeksi pada kulit (difteri kulit) lebih sering terjadi.
Gejala difteri kulit biasanya menyebabkan lepuh berisi nanah di tungkai, kaki, dan tangan, serta kemungkinan bisul besar yang dikelilingi kulit merah dan tampak perih.
Sejalan dengan itu, dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), berikut gejala lebih rinci terkait difteri:
1. Difteri pernapasan
Penyumbatan saluran pernapasan merupakan komplikasi mematikan dari penyakit difteri pernapasan.
Jika racun masuk ke aliran darah, dapat membunuh jaringan organ lain dan menyebabkan gagal ginjal, kerusakan otot jantung, hingga kerusakan saraf.
2. Infeksi kulit difteri
Meski penyembuhan lukanya lambat, infeksi kulit difteri jarang menimbulkan komplikasi, penyakit parah, atau kematian.
Segera cari pertolongan medis jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala di atas dan pernah terpapar penderita difteri.
Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah seseorang tertular difteri atau menularkannya kepada orang lain.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Penyakit Difteri, Berikut 10 Gejalanya yang Perlu Diwaspadai", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/06/17/083000665/waspada-penyakit-difteri-berikut-10-gejalanya-yang-perlu-diwaspadai?page=all#page2.