Namun, menurut Ahli Epidemiologi Penyakit Menular dari University of Toronto, David Fisman, M.D., pola penyebaran Covid-19 menunjukkan aerosol adalah hal yang tidak biasa.
Dianjurkan bagi orang yang khawatir tentang potensi penyebaran virus dari udara, bioengineer yang bekerja dengan National Institute for Occupational Safety and Health, William Lindsley, Ph.D. menyarankan menggunakan face shield dan masker di saat yang bersamaan.
Menurut William seorang ilmuwan yang melakukan penelitian menggunakan robot batuk di 2014 silam bahwa penggunaan masker dan face shield sekaligus bisa memblokir hingga 97 persen virus.
Belum ada penelitian yang benar-benar mengonfirmasi bahwa masker kain dapat menghalangi sejumlah virus agar tidak dikeluarkan ke udara.
Ada pun jenis masker yang disarankan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) adalah masker respirator N95. Namun, masker tersebut lebih diutamakan untuk para tenaga medis.
Meskipun masker medis lebih efektif, masker kain juga bisa membantu mencegah penyebaran virus influenza, virus yang mirip dengan Covid-19, demikian hasil studi Disaster Medicine and Public Health Preparedness di 2013.
Jadi, menggunakan masker lebih baik daripada tidak sama sekali. Apalagi bagi mereka yang mungkin terinfeksi tanpa adanya gejala.
Namun, Perencevich tetap meyakini face shield memberikan perlindungan lebih daripada masker.