Pertama, survei pola makan dicatat sendiri oleh responden, yang berarti mereka yang sangat yakin bahwa pola makan berperan dalam kesehatan kulit mungkin rentan untuk salah melaporkan apa yang mereka makan sehari-hari.
Kedua, mereka yang mengatakan bahwa mereka memiliki jerawat saat ini mungkin memiliki diagnosis yang salah, yang juga dapat menyebabkan kesimpulan yang tidak akurat.
Ketiga, kemungkinan adanya faktor lain yang dapat dikaitkan dengan jerawat seseorang yang tidak diukur dalam penelitian ini seperti tingkat polusi.
Studi seperti ini penting agar dapat mengidentifikasi sebuah kaitan, bukan penyebabnya.
Nah, salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan kulit, yakni menghilangkan makanan dan minuman tinggi lemak dan tinggi gula dari pola makan , tetapi mungkin juga pada beberapa orang ini tidak berpengaruh sama sekali.
Dengan kata lain, penelitian ini dapat mengungkap korelasi antara kebiasaan makan dan prevalensi jerawat yang dilaporkan oleh berbagai orang, namun tidak membuktikan bahwa kebiasaan tersebut menjadi penyebab setiap individu memiliki jerawat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti Ungkap Dua Jenis Makanan yang Berkaitan dengan Jerawat", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/21/114106120/peneliti-ungkap-dua-jenis-makanan-yang-berkaitan-dengan-jerawat?page=2.