Ilustrasi
Ilustrasi ( Shutterstock )

Mental Anak Terganggu Dengan Kecemasan Dan Depresi Orangtua . Berikut Cara Mengatasinya !

6 Oktober 2020 13:31 WIB

SonoraBangka.id - Kesehatan mental anak tidak hanya diartikan sebagai kondisi mental anak yang tidak mengalami penyakit mental, namun juga mencakup kemampuan untuk berpikir secara jernih, mengendalikan emosi, dan bersosialisai dengan anak seusianya.

Sebagai orangtua, penting untuk memperhatikan kesehatan mental anak.

Oleh karena itu, perilaku orangtua dalam mendidik anak-anak tentunya memiliki dampak yang penting akan hal itu.

Seringkali, orangtua yang mengalami rasa cemas dan depresi membuat situasi tidak nyaman di dalam rumah.

Ternyata, ini menjadi toxic bagi anak-anak.

Dijelaskan Marcy Burstein, seorang psikolog klinis National Institute of Mental Health, bahwa memang ada hubungan yang erat antara kesehatan mental antara orangtua dengan anak.

Anak-anak yang memiliki orangtua dengan gangguan kecemasan 4-6 kali lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan kecemasan dalam hidup mereka.

Lalu, anak-anak dari orangtua dengan depresi 3-4 kali lebih mungkin untuk mengembangkan depresi.

Biasanya, di masa kanak-kanak atau remajalah muncul gangguan kesehatan mental ini.

Seperti yang dikatakan Burstein, bahwa hubungan antara orangtua dan anak bersifat dua arah dan kompleks.

Sementara itu berdasarkan penelitian, terkadang anak yang cemas perlu mengurangi perlindungan berlebihan (overprotective) dari orangtua.

Setiap perjalanan di dunia ini sangat rumit dan pasti ada kalanya menyakitkan.

Maka dari itu, gangguan kesehatan mental seperti ini tidak dapat dihindari.

Untuk mengatasi kesedihan, rasa cemas, dan depresi, kita sebenarnya juga membutuhkan bantuan profesional dari seperti psikolog atau psikiater.

Apa pun alasannya, menyangkal gangguan kesehatan mental dapat membahayakan anak-anak dan diri kita sendiri dalam jangka panjang.

" Anak- anak mengandalkan orangtua untuk memahami realitas mereka dan memahami dunia. Ini dimulai sejak bayi." Demikian dikatakan Direktur Yale Child Study Center's Program for Anxiety Disorders, Eli Lebowitz.

Diungkapkan Lebowitz yang merujuk pada sebuah penelitian, bahwa seorang bayi akan menanggapi isyarat wajah orangtua ketika memutuskan untuk merangkak di atas lantai tembus pandang.

Bayi-bayi akan berhenti merangkak jika melihatwajah orangtuanya yang tampak ketakutan.

Namun, mereka yang orangtuanya tampak tenang, tetap terus merangkak.

Nah sebagai manusia, tentu saja, orangtua juga perlu merasakan kecemasan.

Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19, kebakaran hutan, rasisme, ketidakamanan finansial, atau karena memang mengidap gangguan kecemasan klinis.

Oleh karena itu, diharapkan dengan cara yang sesuai usia mereka tentunya, semua kondisi itu perlu diakui oleh orangtua kepada anak-anak mereka secara langsung.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kecemasan dan Depresi Orangtua Ganggu Mental Anak, Cara Mengatasinya?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/06/102031820/kecemasan-dan-depresi-orangtua-ganggu-mental-anak-cara-mengatasinya?page=2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm