Ia menuturkan, selama proses pengambilan jenazah, sempat terjadi dialog antara Tim Satgas dengan warga yang ingin mengambil jenazah.
Setelah dialog panjang, tim Satgas akhirnya memilih untuk mengalah dan menyerahkan jenazah ke kelompok warga yang ingin memakamkanya sendiri.
"Sempat terjadi beberapa insiden, sehingga kami mengalah, kami hanya memantau dari jauh terhadap apa yang dilakukan masyarakat yang membawa jenazah masuk ke dalam pondok pesantren di Tuatunu. Saat itu kami tidak masuk ke dalam pondok pesantren, karena melihat masyarakat yang begitu banyak," ungkapnya.
Mikron menyayangkan terhadap tindakan masyarakat yang masih tidak mempercayai adanya Virus Corona di Provinsi Bangka Belitung saat ini.
"Jelas memang walaupun kematian sudah di depan mata, akibat Corona. Tetapi masyarakat masih belum menggangap itu bukan Corona. Padahal, ini merupakan bahaya apabila terkena, walaupun yang bersangkutan memiliki penyakit komorbid gula darah yang mempercepat proses kematian," katanya.
Menurut Mikron, seharusnya masyarakat bisa mengerti dan ikut serta dalam mencegah penyebaran Covid-19 ini, yaitu mematuhi Prokes yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Ini merupakan bencana non alam, seharusnya kita bisa saling mengingatkan dan menghargai. Kami hanya melaksanakan tugas dan ini untuk kepentingan masyarakat secara umum. Kami melakukan pemakaman bukan untuk dibuat-buat, tetapi untuk keselamatan masyarakat," tegasnya.
Pemakaman secara Prokes Covid-19 yang dilakukan Tim Satgas, menurut Mikron sebagai bentuk kehati-hatian untuk mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak terjangkit ke masyarakat lainya.
"Pemakaman yang kami lakukan adalah bentuk kehatian-hatian kami, agar tidak terjangkit dengan melaksanakan Prokes Covid-19. Tentunya dengan kejadian ini harapan kami, tidak terulang kembali, kami harapkan masyarakat tetap kondusif menyadari bahwa ini bencana, virus ini berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa," tegasnya.
Sementara itu, selain, Warga Kelurahan Tuatunu, Mikron Antariksa, juga menyampaikan, terkait dua warga lainya di Kota Pangkalpinang yang terdata meninggal dunia terkonfirmasi Covid-19.
Ia adalah MA (35) Warga Kelurahan Bukitsari Kecamatan Gerunggang, terkonfirmasi 15 Desember 2020.
"Pasien meninggal dunia 15 Desember 2020 Pukul 13.00 di UGD RSBT, dengan riwayat pasien datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas berat. Saturasi turun 40 persen, dilakukan intubasi. Dilakukan foto thorax, hasil mengarah ke suspek Covid, rapid test antigen non reaktif, swab PCR positif, riwayat asma," katanya.
Kemudian lanjut Mikron, pasien meninggal berikutnya, Za (72) Warga Kelurahan Ampui Kecamatan, Pangkalbalam, terkonfirmasi, 10 Desember 2020, penyakit penyerta, sakit jantung.
Pasien ini meninggal dunia pada 15 Desember 2020 Pukul 22.15 WIB dimakamkan di Pekuburan Ampui.
Sementara, untuk jumlah kasus positif Covid-19 di Provinsi Bangka Belitung hingga, Rabu (16/12/2020) bertambah 41 orang, total menjadi 1.527 orang, kasus meninggal dunia bertambah tiga orang, sehingga total menjadi 24 orang dan kasus sembuh bertambah 31 orang, sehingga total menjadi 1.218 orang.
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Warga Hadang Mobil Ambulans Berisi Jenazah Pasien Covid -19, Tolak Pemakaman Secara Prokes