Penelitian sebelumnya menunjukkan, mencapai 10 MET selama tes olahraga berkaitan dengan tingkat kematian yang lebih rendah.
Penelitian menyebutkan tingkat kematiannya 1 persen atau kurang per tahun. Bisa juga dikatakan hanya 10 persen selama 10 tahun.
Sedangkan peserta yang membutuhkan waktu 1,5 menit atau lebih untuk menaiki tangga hanya mencapai kurang dari 8 MET.
Hal ini menandakan tingkat kematian sebesar 2-4 persen per tahun atau 30 persen dalam 10 tahun.
Pencitraan fungsi jantung selama tes juga mengungkapkan, 58 persen partisipan yang membutuhkan waktu lebih dari 1,5 menit untuk menaiki tangga memiliki fungsi jantung tidak normal.
Bukan utama Di sisi lain, menurut hasil penelitian, hampir 1 dari 3 peserta studi yang menaiki tangga dengan cepat masih menunjukkan fungsi jantung yang tidak normal.
Kemungkinan besar itu menjadi penanda penyakit jantung koroner.
Oleh karenanya, tes menaiki tangga tidak bisa dipandang sebagai pengganti pemeriksaan yang lebih komperehensif.
"Berdasarkan penelitian, kemampuan menaiki tangga dapat digunakan sebagai cara kasar untuk menilai fungsi fisik seseorang untuk memprediksi kesehatan jantung."
Demikian yang dikatakan ahli jantung dari New Jersey Dr. Renee Bullock-Palmer.
“Namun, saya percaya penilaian kasar ini tidak dapat menggantikan pemeriksaan fisik yang tepat dan riwayat oleh dokter," tambahnya.
Selain itu, butuh juga tes stres untuk mengindikasikan kesehatan jantung dengan tepat.
"Dalam tes stres terkadang kami melihat bukti masalah jantung seperti perubahan EKG atau sonogram.
Bahkan jika pasien tidak memiliki gejala," katanya ahli jantung lainnya Nicole Harkin.