Sebaliknya, Anda bisa membiarkan anak Anda memilih siapa yang dia inginkan sebagai teman dan bagaimana cara menghabiskan waktu dengan teman pilihannya itu.
Buat anak merasa orangtuanya menerima apa yang dia suka.
Tentunya Anda menginginkan yang terbaik untuk anak, bukan? Memaksanya untuk berubah akan membuat anak menilai Anda sebagai orangtua tidak mencintainya.
Itu malah akan membuat relasi Anda dan anak menjadi buruk.
3. Memberi dukungan
Jika sudah mampu memahami perilaku tertutup anak, Anda mungkin menyadari bahwa orang lain belum tentu bisa menyesuaikan dengan kondisi anak.
Misalnya, ketika guru mengatakan pada Anda bahwa anak Anda sulit bersosialisasi karena tidak bisa diminta bekerja kelompok.
Guru tersebut mungkin akan mendorong anak untuk berpartisipasi lebih antusias dalam kerja kelompok.
Hal itu akan menjadi situasi sulit karena kerja kelompok adalah sebuah bagian integral dari edukasi.
Di sini, orangtua bisa berperan memberikan pemahaman kepada guru tentang kondisi anak.
Untuk memperkuatnya, Anda bisa mengajak anak melakukan tes kepribadian dan memberikan hasilnya kepada guru.
Poinnya adalah Anda menunjukkan keinginan untuk memahami anak, sekaligus membantu orang lain untuk memahaminya.
Walaupun anak yang tertutup mungkin tidak bisa jadi bagian dari sebuah pesta, namun tetap bisa menjadi anak yang menyenangkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Cara Menghadapi Anak Berkepribadian Tertutup, Orangtua Harus Tahu", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/01/203449520/3-cara-menghadapi-anak-berkepribadian-tertutup-orangtua-harus-tahu?page=3.