Jemaah menjaga jarak aman saat melakukan shalat Jumat di Karachi, Pakistan. Pemerintah menerapkan batasan shalat berjemaah dan menyerukan warga untuk tetap di rumah, dalam rangka menahan penyebaran virus corona. Foto diambil pada 17 April 2020.
Jemaah menjaga jarak aman saat melakukan shalat Jumat di Karachi, Pakistan. Pemerintah menerapkan batasan shalat berjemaah dan menyerukan warga untuk tetap di rumah, dalam rangka menahan penyebaran virus corona. Foto diambil pada 17 April 2020. ( AKHTAR SOOMRO/REUTERS))

Selama Pandemi, Negara-negara Arab Melakukan Adaptasi Tradisi Ramdhan

13 April 2021 09:43 WIB

SonoraBangka.id - Untuk beberapa negara di Amerika, bulan Ramadhan dimulai pada Senin (12/4/2021) dan pada Selasa (13/4/2021) untuk sebagian besar negara lainnya di dunia.

Nah, waktu mulai yang tepat tergantung pada visibilitas bulan sabit baru. Mayoritas negara muslim mengikuti kemunculan bulan baru di Arab Saudi, yang akan terjadi pada Selasa (13/4/2021).

Pada tahun kedua pandemi ini, penyesuaian regulasi untuk perayaan Ramadhan kembali dilakukan sejumlah negara Arab.

Pembatasan ruang

Untuk mengekang jumlah infeksi, sebagian besar negara telah mengurangi jumlah pengunjung masjid hingga 20-30 persen dari kapasitas biasanya.

Penggunaan masker adalah wajib. Makanan tradisional, yang kerap dijajakan untuk sahur dan buka puasa dan sering dibagikan di tenda-tenda umum Ramadhan, dilarang di seluruh wilayah.

Maksudnya untuk lebih menghindari pertemuan di luar masjid.

Aturan itu disadari akan sangat memengaruhi orang-orang yang kekurangan secara ekonomi, yang sering mendapat makan gratis saat berbuka puasa.

Namun, beberapa negara, seperti Uni Emirat Arab (UEA), telah berjanji untuk mengatur pengiriman makanan buka puasa untuk orang-orang miskin.

Konsensus di antara otoritas agama adalah bahwa shalat di rumah merupakan pilihan teraman selama puasa Ramadhan 2021.

Ibadah streaming?

Beberapa kegiatan ibadah bahkan dimungkinkan secara online.

Sheikh Mohammed Abu Zaid, Ketua Pengadilan Sunni dan Imam Masjid Terbesar di Kota Saida, Lebanon, mengatakan, shalat memiliki dua bagian dalam Islam.

Bagian pertama adalah pengajaran dan dakwah oleh imam sementara orang-orang beriman mendengarkan.

“Bagian itu bisa dilakukan secara online,” ujarnya kepada DW, diwartakan pada Minggu (11/4/2021).

Namun, bagian kedua, ketika umat berdoa berjemaah, "Tidak dapat dilakukan secara online atau dari tempat yang jauh."

Mansour Ali, seorang dosen studi Islam di Universitas Cardiff, mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa mayoritas ulama "menyangkal keabsahan segala bentuk shalat berjemaah virtual."

Alasan utamanya karena jemaah diharuskan berada di ruang fisik yang sama dengan imam, atau pemimpin shalat.

Ulama di Mesir dan Arab Saudi setuju dengan perbedaan ini dan telah mengeluarkan fatwa, atau putusan agama, yang menyatakan bahwa shalat berjemaah online tidak sah.

Maka, solusi yang diajukan adalah "berdoa di rumah dengan keluarga yang dicintai."

Pada gilirannya, banyak sekali video dan panduan cara melakukan ibadah di rumah yang telah dipublikasikan secara online.

Di Iran, doa, pidato, dan pembacaan Al Quran disebarluaskan melalui siaran langsung media sosial.

Bahkan pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, mengadakan pembacaan Al Quran tahunannya melalui konferensi video.

Sementara Kementerian Wakaf Agama Mesir telah memberikan bimbingan kepada para pejabat.

Doa di beberapa masjid akan disiarkan secara langsung sehingga jemaah dapat mengikuti di rumah.

Ceramah dan khotbah agama juga akan disiarkan secara online dan melalui platform media sosial.

Aturan jam malam 

Pembatasan dan jam malam telah diberlakukan dan beberapa diperpanjang.

Misalnya, Kerajaan Kesultanan Oman baru saja mengumumkan larangan pergerakan kendaraan dan orang di luar ruangan mulai pukul 21.00 hingga 04.00 selama Ramadhan.

Aturan itu termasuk melarang aktivitas komersial sama sekali. Di Maroko, jam malam diperpanjang dari pukul 20.00 hingga 06.00.

Sementara di Turki, jam malam akan dibatasi pada akhir pekan. Irak memberlakukan jam malam secara parsial selama seminggu dari pukul 21.00 hingga 05.00.

Larangan yang lebih komprehensif diberlakukan pada Jumat dan Sabtu. Ada dampak yang paling signifikan dari peraturan dan jam malam baru ini.

Yaitu orang-orang harus membatasi makan malam mereka dan melakukannya bersama anggota keluarga di rumah.

Jadi tidak merayakan buka puasa bersama keluarga besar dan teman-teman di tempat umum atau restoran.

Oleh karena itu, restoran juga melakukan adaptasi dengan menyediakan bungkus makanan dalam skala kecil untuk pesanan antar.

Tidak ada pesta makan malam besar mewah setelah matahari terbenam.

Pada gilirannya, ritel telah meningkat karena orang-orang mulai berbelanja online untuk barang-barang bertema Ramadhan untuk mendekorasi rumah mereka.

Bagaimana dengan vaksin?

Salah satu pertanyaan yang paling banyak dibahas dalam beberapa minggu terakhir adalah apakah vaksinasi dianggap berbuka puasa atau perawatan medis.

Baru minggu ini, Imam Besar Yordania, Sheikh Abdul Karim Khasawneh, menyimpulkan diskusi dengan fatwa yang dipublikasikan di situs web Departemen Jenderal Ifta Kerajaan Hashemit Yordania.

"Vaksin Corona, seperti vaksin apa pun yang diambil secara intramuskuler, tidak membatalkan puasa selama bulan Ramadhan yang penuh berkah," tulis fatwa itu.

Namun, fatwa itu menambahkan, jika seseorang yang menerima vaksin mengalami efek samping seperti suhu tinggi dan meminum obat, itu membatalkan puasa, ia harus mengganti puasanya hari itu sesuai dengan teks Al Quran.

Artinya, hari-hari yang terlewat dari puasa ditambahkan setelah akhir Ramadhan, yang ditandai dengan Idul Fitri. Sebagian besar negara akan memperingati hari raya tersebut pada 12 Mei.

Keputusan ini digaungkan oleh Grand Muftis (Imam Besar) dan badan keagamaan lainnya, antara lain fatwa otoritas Kementerian Agama dan Wakaf Myanmar; Imam Besar Arab Saudi, Sheikh Abdulaziz al-Sheikh; atau Otoritas Urusan Umum & Wakaf Islam di Uni Emirat Arab.

Di Tunisia, otoritas agama Dar al-Ifta mendesak warganya untuk divaksinasi dalam sebuah pernyataan.

"Ini adalah tugas yang ditegaskan dalam agama untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan waspada terhadap infeksi, dan itu juga merupakan kewajiban nasional untuk menuntut vaksinasi demi melindungi jiwa dan orang lain."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Negara-negara Arab Lakukan Adaptasi Tradisi Ramadhan Selama Pandemi", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2021/04/12/145308270/negara-negara-arab-lakukan-adaptasi-tradisi-ramadhan-selama-pandemi?page=4.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm