Mereka cenderung tidak akan merasa pasangannya posesif jika ingin membangun rutinitas saling memberi kabar, bahkan senang ketika pasangannya memberi kabar.
Sebaliknya, orang-orang dengan pola kelekatan insecure atau tidak aman cenderung tidak memiliki kesadaran dalam hubungan.
Orang-orang ini memiliki ego yang tinggi untuk menghindari apa yang membuatnya merasa tidak aman.
"Misalnya, ketika hubungan yang sehat adalah dengan menjalin komunikasi, dia enggak mau tapi malah bilang orang lain posesif dengan melakukan itu," ucap Samanta.
Jadi, penting untuk mengetahui pola kelekatan yang ada pada diri kita dan mengembangkan diri seiring berjalannya waktu.
"Kita bisa mengasuh diri kita sendiri, menasihati diri kita terus menerus bahwa "hei, pola hubungan yang sehat itu saling memberi kabar, lho, saling punya komunikasi terbuka, lho"," katanya.
Membangun kebiasaan untuk saling memberi kabar dengan pasangan mungkin butuh waktu yang lama, namun akan memberikan hasil jika dijalani secara konsisten dalam waktu panjang.
Pasangan juga bisa membantu kita untuk terus mengingatkan dan memberikan ruang sehingga kita tidak merasa terlalu terpaksa.
Dalam perjalanannya, komunikasi aktif sangat penting untuk dibangun sehingga masing-masing saling mengetahui batasan untuk tidak menjadi pasaangan yang posesif.
Jadi, kuncinya adalah komunikasi, demikian ujar Samanta.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minta Pasangan Rutin Memberi Kabar, Posesif atau Bukan?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/20/164500320/minta-pasangan-rutin-memberi-kabar-posesif-atau-bukan-?page=2.