Beritahu pelaku soal perasaan dan pendapat kita
Ajari anak untuk berani berbicara merespon tindakan perisakan yang dialaminya.
Sampaikan kepada pelaku soal perasaannya soal tindakan tersebut dan hal yang diinginkan.
Misalnya saja, "Saya marah ketika kamu memanggil saya dengan julukan olok-olok karena saya memiliki nama asli.
Saya ingin kamu mulai memanggil saya dengan nama asli saya."
Katakan hal ini dengan suara yang tenang dan penuh tekad agar pesannya benar-benar tersampaikan.
Jangan menangis saat menjadi korban penindasan
Air mata hanya akan menambah kepuasan pelaku perisakan karena mereka bertujuan ingin menyakiti.
Beritahukan kepada anak agar menahan air matanya di depan pelaku dan bersikap seolah-olah ejekannya tidak menyakitkan.
Namun bukan berarti anak dilarang mengekespresikan kesedihannya karena menjadi korban bullying.
Beri waktu dan kesempatan anak untuk mencurahkan semua keluh kesahnya karena tindakan yang dialaminya.