Assad mengatakan, pada dasarnya, investasi dinar dan dirham serupa dengan investasi emas perhiasan.
Apabila emas 24 karat memiliki kadar kemurnian 99,9%, maka dinar memiliki 22 karat dengan kemurnian 91,7%.
Nah, dengan begitu, harganya akan mengikuti pergerakan harga komoditas emas ke depan.
Dinar juga memiliki peran sebagai aset safe haven karena termasuk salah satu logam mulia.
Selain itu, investasi dinar juga cenderung lebih likuid dan mudah diperjualbelikan.
Sementara itu, prospek harga dirham ke depan Assad menilai juga cukup menarik.
Pada tahun lalu, harga perak masih bertengger di kisaran Rp9.000 per gram.
Sedangkan saat ini sudah berada di kisaran Rp 13.000 per gram atau sudah ada kenaikan sekitar 40%.
Dengan melihat angka itu, menurut Assad, tidak menutup kemungkinan bahwa ke depan persentase kenaikan dirham bisa melampaui dinar.
"Dirham bakal jadi new gold, tapi memang harganya saat ini masih jauh dari emas atau dinar."
Dilanjutkannya, bahwa untuk bisa melihat value dirham sendiri, harus ada edukasi ke masyarakat kalau dirham juga bisa dijadikan pilihan investasi.