Ilustrasi perguruan tinggi. Ilustrasi universitas swasta terbaik di Indonesia versi Times Higher Education (THE) Impact Rankings 2023.
Ilustrasi perguruan tinggi. Ilustrasi universitas swasta terbaik di Indonesia versi Times Higher Education (THE) Impact Rankings 2023. ( Shutterstock)

Terkait Protes Wisuda TK SD SMP SMA, Ternyata Ini Sejarah Awal Mula Wisuda dan Toga

20 Juni 2023 08:27 WIB

Ada juga pendapat yang mengatakan pemindahan tassel sebagai arti bahwa mahasiswa yang lulus telah siap menyongsong hidup baru.

Wisuda TK, SD, SMP dan SMA di Indonesia di Protes

Kini acara wisuda TK, SD, SMP dan SMA yang belakangan seolah jadi tren di Indonesia jadi keluhan orangtua siswa.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim banjir aduan dari para orang tua yang meminta agar wisuda dihapus saja.

Para orang tua siswa merasa keberatan dengan biaya acara wisuda yang digelar baik di tingkat TK sampai dengan SMA.

Ya, wisuda kelulusan yang digelar di tingkat TK, SD, SMP, dan SMA menuai sorotan belakangan ini.

Acara wisuda TK hingga SMA itu dipersoalkan karena biayanya dianggap membebani para orang tua.

Pengamatan Tribunnews.com, Jumat (16/6/2023), protes soal wisuda TK hingga SMA itu muncul di berbagai media sosial di antaranya di Facebook dan Instagram.

Di Instagram, protes dan keluhan soal wisuda TK hingga SD itu juga terlihat jelas di kolom komentar postingan Instagram Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

Nadiem mengunggah soal anak-anak SMK yang berhasil tampil dalam ajang fashion di luar negeri di akun pribadinya, @nadiemmakarim.

Bukannya mengomentari postingan Nadiem, mayoritas netizen justru berkomentar soal wisuda di TK, SD, SMP, dan SMA yang dianggap tidak penting dan memberatkan orang tua.

Mereka meminta agar Nadiem menghapus kegiatan wisuda di tingkat SD hingga SMA.

"Minta tolong pak saya mewakili emak emak yg setiap menjelang kelulusan mengelu biaya wisuda yg mahal, tolong hapus wisuda mulai dari PAUD,,SD,SMP,SMA... Karena biaya nya terlalu berlebihan apalagi pakek acara wisuda di hotel segala,, biarkan wisuda ada di kampus kuliah saja.," tulis @syahrul.aul.

"hapus widusa disekolah pak buat daftar sekolah aja bingung. hapus korlas2 sekolah yang sering minta sumbangan ini." tulis @allin.rubainur.

Akun lainnya meminta agar acara wisuda hanya untuk mahasiswa.

"Mas menteri mohon di tanggapi... Hapus istilah wisuda/purna wiyata untuk anak TK, SD, SMP, SMA.... Wisuda hnya lulus kuliah aja...... Mohon liat wacana yg berkembang dj masyarakat mas menteri... .bnyk yg gak setuju," tulis @dian_ratna77.

"Bapak yang terhormat@nadiemmakarimselaku Menteri Pendidikan Indonesia yang terhormat. Kami selalu wali murid sangat keberatan dgn adanya Wisuda pada kelulusan tingkat TK, SD, SMP, SMA,. Wisuda biarkan saja pada Perguruan Tinggi. Rasanya tidak etis, jika kelulusan harus merogoh kocek yg tidak sedikit. sampai diadakan di Hotel maupun indoor luar kota.. itu pun kami jg harus menyiapkan uang pendidikan sekolah ke detil berikutnya untuk dana seragam maupun dana buku.. kami sangat berharap bapak mendengar suara kami, dan ribuan komentar di postingan IG akun bapak banyak yg protes dan merasa keberatan mengenai Wisuda. Kami sangat berharap bapak turun langsung, dan menindak tegas sekolah yang mengadakan wisuda. Kami juga sangat merasa senang apabila bapak mengeluarkan S. Edaran Larangan Mengadakan Wisuda baik tingkat TK sampai SLTA." tulis @luyamaharani.

Pada postingan Nadiem dua hari sebelumnya, keluhan soal wisuda TK-SMA ini juga disampaikan serupa.

"Hapuskan wisuda dr tk smp SMA..biaya sewa gedung ny mahal,blm tour ke bali atau jogja bagi yg tidak mampu d wajibkan byr walupun tdk ikut tour.smp orang tua mnjm2 uang kesana kesini smp ada yg pinjem rentenir," tulis @handayani2382.

Selain itu masih banyak komentar lainnya yang keberatan dengan wisuda SD, SMP, dan SMA.

Meski akun Instagramnya dibanjiri komentar soal keberatan wisuda TK, SD, SMP, dan SMA, Nadiem Makarim terpantau tidak membalas komentar-komentar yang masuk.

Tanggapan Kemendikbudristek

Terkait banjir keluhan trend wisuda TK hingga SMA ini, Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud Ristek, Anang Ristanto, mengatakan kegiatan wisuda TK-SMA merupakan kegiatan opsional.

Pihaknya menjelaskan, Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 menyebutkan bahwa kegiatan bersama antara satuan pendidikan yang melibatkan orangtua harus didiskusikan dengan komite sekolah.

"Kemendikbud Ristek mengimbau agar pihak sekolah dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan komite sekolah dan persatuan orangtua murid dan guru (POMG)," kata Anang kepada Kompas.com, Selasa (13/6/2023).

Menurutnya, hal ini dilakukan untuk menentukan pilihan yang terbaik untuk setiap sekolah yang tentu tidak membebani pihak orang tua.

Tanggapan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka

Protes soal tren wisuda TK-SMA ini juga mendapat respons dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Gibran pun juga mengaku heran mengapa anak yang masih kecil juga harus wisuda.

"Do protes to? Cah cilik og yo do wisuda (Pada protes ya? Anak kecil kok ya wisuda,-Red)," ujar Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (15/6/2023).

Meski demikian, Gibran menyerahkan persoalan itu kepada masing-masing sekolah dan juga orang tua.

Apabila acara wisuda tetap dilakukan dengan persetujuan orang tua, menurut Gibran, acaranya pun juga tidak harus digelar di hotel.

"Ya sak-sak e (ya terserah,-Red). Ya kalau orang tuanya nggak protes yo rapopo tapi nggak harus di hotel," tambah putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

Nah, kalau menurut kamu apakah perlu cara wisuda untuk anak lulusan TK hingga SMA?


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Wisuda TK SD SMP SMA Diprotes, Ternyata Ini Sejarah Awal Mula Wisuda dan Toga, https://bangka.tribunnews.com/2023/06/19/wisuda-tk-sd-smp-sma-diprotes-ternyata-ini-sejarah-awal-mula-wisuda-dan-toga?page=all.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm