Bagikan :
SONORABANGKA.ID - Islam bukanlah agama yang antibudaya, justru cenderung berkontribusi terhadap budaya lokal baru yang akulturatif. Hal ini menandakan bahwa Islam adalah agama yang mampu beradaptasi dengan budaya dan tradisi sepanjang budaya itu tidak bertentangan dengan syar’iah.
Oleh karena itu, para guru dan siswa dari seluruh Madrasah dibawah naungan Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, sebagai lembaga pendidikan unggulan berbasis Islam, hendaknya dapat menunjukkan sikap yang akomodatif terhadap budaya lokal, baik yang berskala daerah maupun nasional.
"Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan, bangga mengenakan pakaian atau atribut yang bernuansa budaya lokal, juga senantiasa menjaga dan melestarikan adat istiadat nusantara yang khas dan unik, serta menjadi khazanah kebudayaan dan peradaban Islam," tutur H. Firmantasi, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang saat ditemui seusai menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatussalikin, Senin, 23 Oktober 2023.
Ditambahkannya, peringatan maulid nabi Muhammad SAW di Indonesia, umumnya diisi dengan berbagai acara khas dan unik yang diakulturasikan dengan kearifan lokal. Hal ini menjadi bukti bahwa betapa Islam di Nusantara adalah bagian dari potret Islam yang ramah terhadap budaya lokal.
"Sehingga, menjadi suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk dapat menjaga identitas budaya lokal kita sendiri, dengan berbagai cara dan upaya. Karena hal ini juga sejalan dengan semangat moderasi beragama yang saat ini gencar digaungkan oleh Kementerian Agama dibawah komando Gusmen, Yaqut Cholil Qoumas," tegasnya.
Terlepas dari itu semua, beliau pun berharap agar momentum peringatan maulid nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan setiap tahunnya ini dapat semakin menggaungkan syiar Islam dan membangkitkan spirit kita semua dalam meneladani sikap dan akhlak Rasulullah sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
