Ilustrasi perselingkuhan - Suami kepala desa di Blitar selingkuh. Ia lantas menyusun rencana untuk membuang bayi hasil hubungan gelapnya.(HERZINDAG)
Ilustrasi perselingkuhan - Suami kepala desa di Blitar selingkuh. Ia lantas menyusun rencana untuk membuang bayi hasil hubungan gelapnya.(HERZINDAG) ( KOMPAS.COM)

20 Untuk Alasan yang Membuat Orang Bercerai

23 Maret 2024 20:27 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Walau kita sering menebak-nebak apa alasan seseorang bercerai, faktanya yang paling tahu masalah dalam rumah tangga adalah pasangan itu sendiri. Meski demikian, alasan kegagalan pernikahan bukanlah hal yang unik atau tidak jelas, karena ada beberapa pola yang umum terjadi. 

Para ahli hubungan mengatakan bahwa da banyak faktor yang bisa menyebabkan keretakan rumah tangga. Salah satu atau gabungan dari faktor-faktor inilah yang biasanya menjadi penyebabnya. 

20 alasan paling umum mengapa orang bercerai

1. Kesulitan komunikasi

“Saat saya menangani pasangan, saya berulang kali mendapatkan masalah kurangnya komunikasi diantara mereka,” kata Julia Rueschemeyer, seorang pengacara Massachusetts yang telah memediasi lebih dari 1.600 perceraian

“Pasangan sering menunda pembicaraan penting dan menjadi kesal. Banyak pasangan mempunyai ekspektasi berbeda tentang siapa yang harus bekerja dan berapa banyak uang yang harus mereka hasilkan, misalnya. Saat mereka sampai di kantor saya, mereka sudah menyerah dalam pernikahan, adahal mereka tidak pernah mengkomunikasikan asumsi mereka."

2. Masalah keuangan

“Alasan paling umum dalam kasus perceraian adalah tekanan finansial,” kata pengacara perceraian Derek Jacques, pemilik Firma Hukum Mitten di Detroit. 

Sebagian besar kliennya yang mengajukan permohonan cerai menyebutkan kurangnya kontribusi keuangan pasangannya sebagai alasan. “Hal ini biasanya disebabkan oleh kurangnya komunikasi, yang sebenarnya bisa diperbaiki untuk membantu menghindari perceraian,” tambahnya. 

“Jika kamu mengomunikasikan kekhawatiran keuangan secara terbuka dengan pasangan, biasanya ada tindakan yang dapat diambil untuk memperbaikinya.”

3. Pembagian tugas dan tanggung jawab

“Pola umum lainnya adalah masalah pembagian kerja yang dianggap kurang adil,” kata Rueschemeyer. “Sang ayah bekerja berjam-jam untuk menghasilkan uang bagi keluarga, istrinya mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga, dan mereka pun semakin terpisah."

"Ayah bekerja merasa kesal karena harus bertanggung jawab mencari nafkah, dan ibu merasa kesal karena tanggung jawab di rumah sangat banyak. Mereka merasa harus terus bekerja tanpa istirahat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan dan bisa berujung perceraian."

4. Harapan yang berbeda

Clint Brasher, seorang pengacara di Texas dan Louisiana, mengatakan pasangan sering kali berpisah karena harapan mereka terhadap pernikahan tidak selaras. “Pasangan sering kali bercerai karena kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhan dan kekhawatiran mereka secara efektif,” katanya. 

“Perpecahan yang tidak dapat diatasi dapat terjadi ketika pasangan mempunyai perspektif yang berbeda mengenai masa depan mereka, misalya ingin punya anak atau tidak, harapan soal karir, dan lainnya. Dengan menetapkan tujuan bersama, pasangan mungkin menumbuhkan kesesuaian mengenai harapan masa depan.”

5. Hilangnya perasaan emosional

“Perceraian seringkali bukan disebabkan oleh kurangnya cinta, tapi kurangnya pemahaman,” kata Rod Mitchell, psikolog terdaftar di Therapy Calgary Emotions Clinic. "Jarak emosional, bukan fisik, yang menciptakan kehancuran sebuah pernikahan."

6. Perselingkuhan

“Ketika salah satu pasangan berselingkuh, hal itu menghilangkan kepercayaan dan sering kali menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan,” kata Michelle English, LCSW, salah satu pendiri dan manajer klinis eksekutif Healthy Life Recovery di San Diego, California. 

“Survei menunjukkan bahwa 15% wanita menikah dan 25% pria menikah pernah melakukan perselingkuhan. Dampak perselingkuhan pada pernikahan dapat bervariasi dari satu pasangan ke pasangan lainnya, namun hal ini secara konsisten terdaftar sebagai salah satu alasan utama perceraian.”

7. Identitas yang berubah

“Manusia tumbuh dan berkembang, dan terkadang, mereka berubah secara drastis,” kata Mitchell.

“Pernikahan bisa berakhir bukan karena konflik, tapi karena perubahan yang membawa pasangan ke jalan yang berbeda.”

8. Masalah yang tidak terselesaikan

“Konflik yang tidak terselesaikan menghantui banyak hubungan,” kata Mitchell.

"Sering kali pertengkaran yang tidak terselesaikan, perbedaan pendapat yang dihadapi, itulah yang menyebabkan kehancuran pernikahan mereka."

9 Pertengkaran yang terus menerus

“Pertengkaran akan selalu terjadi dalam hubungan apa pun, namun frekuensi dan intensitas perselisihan ini dapat menentukan bertahan atau tidaknya sebuah pernikahan,” kata Raul Haro, LMFT, RN, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di Pathways Recovery di Azusa, California. 

“Kesalahpahaman, perasaan sakit hati, dan kemarahan sering kali disebabkan oleh komunikasi yang buruk. Berdebat tentang masalah yang sama berulang kali tanpa membuat kemajuan apa pun dapat dengan cepat mengikis fondasi hubungan.”

10. Kurangnya keintiman

“Keintiman fisik dan emosional adalah komponen penting dalam pernikahan,” kata Gary Tucker, psikoterapis berlisensi D'Amore Mental Health di Costa Mesa, California. 

“Ketika pasangan kehilangan hubungan ini, dapat menimbulkan perasaan kesepian dan ketidakpuasan, yang dapat berujung pada rusaknya hubungan. Untuk menjaga keintiman dalam pernikahan, pasangan harus menjadwalkan waktu yang teratur untuk kasih sayang fisik dan hubungan emosional.” 

Kamu bisa tetap berkencan, tindakan kecil yang menunjukkan cinta dan penghargaan, serta bersikap terbuka untuk mencoba hal-hal baru bersama.

11. Kurangnya kepercayaan

“Kurangnya kepercayaan sering kali berasal dari tindakan ketidakjujuran atau pengkhianatan, yang menyebabkan rusaknya hubungan,” kata Heather Wilson, LCSW, LCADC, CCTP, pekerja sosial klinis berlisensi dan direktur eksekutif Epiphany Wellness. 

“Ini seperti retakan kecil di dalam vas yang perlahan menyebar hingga akhirnya pecah – begitulah kepercayaan berkurang. Memperbaiki kepercayaan bukanlah tugas yang mudah. ??Hal ini membutuhkan komunikasi yang terbuka, tindakan yang konsisten dari waktu ke waktu, dan penyesalan serta upaya yang tulus dari pihak yang melanggar.”

12. Kebosanan

“Banyak orang yang mempertimbangkan perceraian setelah memikirkannya sejak lama,” kata Amy Colton, CDFA, analis keuangan perceraian bersertifikat dan mediator hukum keluarga. 

“Tren signifikan yang saya amati adalah meningkatnya perceraian yang terjadi setelah usia 50 tahun. Pada tahap kehidupan ini, biasanya dengan anak-anak tumbuh dan keluar rumah, individu menilai kembali hubungan mereka. Mereka sering menyadari bahwa mereka ingin menghabiskan sisa hidup mereka dengan cara yang berbeda, terkadang tanpa pasangan mereka saat ini."

13. Kecanduan

“Kecanduan adalah salah satu penyebab paling umum perceraian di Amerika Serikat,” kata Dr. Michael Olla, psikiater dan direktur medis di Valley Spring Recovery Center di New Jersey. Hal ini dapat melibatkan zat-zat seperti narkoba dan alkohol, atau perjudian dan/atau pornografi. 

“Segala bentuk kecanduan sangat merugikan pernikahan,” katanya. Kecanduan dapat mengambil alih hidup seseorang. Ia jadi memiliki sifat tertutup, yang dapat menimbulkan dampak emosional yang besar pada sebuah pernikahan. Hal ini dapat menyebabkan masalah perkawinan penting lainnya, seperti masalah keuangan dan bahkan kekerasan dalam rumah tangga. 

Agar perpecahan dapat dihindari, sangat penting bagi pasangan untuk menjalani pemulihan bersama dari kecanduan. Kedua pasangan harus berkomitmen untuk mencari bantuan dan menjalani proses penyembuhan.

14 Ketidakcocokan

Biasanya ketidakcocokan sudah diketahui dari awal hubungan, tapi karena alasan tertentu, pasangan seringkali tetap melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Padahal pernikahan seringkali tidak seindah masa pacaran. Sehingga kalau ada ketidakcocokan, hal itu akan emakin besar dan bisa menjadi sandungan dalam hubungan.

“Terkadang, sekeras apa pun kita berusaha, dua orang tidak bisa bekerja sama,” kata Tucker. Kepribadian, nilai-nilai, atau aspirasi mereka yang berbeda mungkin menyulitkan mereka untuk memiliki hubungan yang memuaskan dan bahagia.

15. Kritik

Setelah mempelajari 40.000 pasangan, psikolog Dr. John Gottman mengidentifikasi empat kebiasaan yang paling mungkin memprediksi kegagalan hubungan. Nomor satu: Kritik. “Mengkritik pasangan secara berlebihan akan membuatnya merasa disalahkan terus menerus,” katanya. 

"Apalagi jika yang dikritik adalah karakternya. Hal ini akan memunculkan perlawanan yang bisa berujung pada perpisahan."

16. Penghinaan

Nomor dua, kata Gottman, adalah mengungkapkan rasa jijik terhadap pasangan. "Penghinaan lebih dari sekedar kritik. Meskipun kritik menyerang karakter pasangan, penghinaan mengambil posisi superioritas moral atas mereka," katanya. Mengekspresikan rasa jijik menyebabkan pasangan menjadi lawan, bukan menjadi mitra.

17. Mendiamkan

Sikap diam biasanya merupakan respons terhadap penghinaan. Menurut Gottman, hal ini terjadi "ketika pasangan menarik diri dari interaksi, menutup diri, dan berhenti merespons pasangannya. Daripada menghadapi masalah dengan pasangannya, orang-orang yang diam dapat melakukan manuver mengelak seperti mengabaikan, berpaling, berlagak sibuk, atau terlibat dalam perilaku obsesif atau mengganggu."

18. Sikap defensif

Kebanyakan orang tidak mau mengakui kesalahan dan cenderung bersikap defensif. Jika hal ini menjadi pola dalam komunikasi dengan pasangan, pada akhirnya sikap defensif bisa memicu keretakan hubungan.

“Sikap defensif hanya akan meningkatkan konflik. Ini karena sikap defensif sebenarnya merupakan cara untuk menyalahkan pasangan, dan tidak mau berkomunikasi secara sehat," kata Gottman.

19. Mengabaikan waktu berkualitas

“Salah satu alasan umum mengapa pernikahan berakhir adalah kurangnya waktu berkualitas yang dihabiskan bersama,” kata Connor Moss, LMFT, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dan pendiri Pacific Psychotherapy. 

"Banyak orang beranggapan bahwa hubungan mereka akan selalu ada dan tetap kuat. Namun, kenyataannya jika kita tidak secara aktif membina hubungan dengan menghabiskan waktu berkualitas bersama, lambat laun hubungan itu bisa terkikis."

20. Fondasi yang lemah

“Beberapa pernikahan dibangun di atas fondasi yang goyah, seperti pernikahan yang terburu-buru, kurangnya komitmen yang tulus, atau menikah karena alasan yang salah,” kata Lindsey Tong, LCSW, direktur klinis Perawatan Mendalam di Woodland Hills, California.

“Jika pasangan menikah tanpa sepenuhnya memahami dan mengenal satu sama lain, wajar jika di kemudian hari mereka akan menemukan ketidakcocokan atau perbedaan yang tidak dapat didamaikan. Penting bagi pasangan untuk meluangkan waktu untuk mengenal satu sama lain, memahami nilai-nilai dan keyakinan satu sama lain, dan membangun fondasi yang kuat sebelum menikah."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "20 Alasan yang Membuat Orang Bercerai", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2024/03/23/151500620/20-alasan-yang-membuat-orang-bercerai?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm