SONORABANGKA.ID - Adalah Ikan tinggi histamin dapat memicu keracunan makanan yang disalahartikan sebagai alergi.
Beberapa jenis ikan secara alami mengandung bahan kimia bernama histidin dalam jumlah melimpah.
Dilansir dari laman American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology, bahan kimia ini dapat diubah menjadi histamin oleh bakteri.
Kehadiran histamin itulah yang memicu keracunan histamin atau disebut juga sebagai scombroid food poisoning.
Sementara itu, dalam sebuah reaksi alergi, salah satu jenis sel darah putih, sel mast, akan melepaskan histamin yang memicu gejala alergi.
Oleh karenanya, kalau seseorang mengonsumsi ikan dengan kadar histamin tinggi, respons tubuh mungkin menyerupai reaksi alergi terhadap makanan tersebut.
Lantas, apa saja ikan tinggi histamin?
Ikan tinggi histamin
Dikutip dari BBC Good Food, kadar histamin dalam makanan, bahkan jenis makanan yang sama, sulit diukur.
Secara umum, makanan yang melewati proses fermentasi atau disimpan dalam waktu yang lama akan mengandung lebih banyak histamin daripada makanan segar.
Makanan berprotein, seperti ikan dan daging, terutama yang disimpan dalam jangka waktu lama pun cenderung mengandung histamin lebih tinggi.
Keracunan histamin akut setelah makan ikan sendiri disebabkan pendinginan atau penyimpanan yang tidak memadai atau ikan yang telah rusak dan busuk.
Bahkan, ketika dibekukan dan setelah dicairkan, kadar histamin pada jenis makanan ini akan meningkat.
Selain itu, beberapa bakteri penghasil histamin juga resisten terhadap garam, yang artinya mereka akan terus memproduksi histamin meski telah diolah.
Dilansir dari laman Department of Agriculture, Fisheries and Forestry Australia, kadar histamin yang diizinkan atau relatif aman dikonsumsi adalah maksimal 200 miligram per kilogram.
Jenis ikan tertentu lebih rentan menyebabkan keracunan histamin, antara lain:
1. Kelompok ikan Scombridae
Kelompok ikan Scombridae atau Skombride adalah jenis ikan yang rentan mengandung histamin dalam jumlah tinggi.
Kelompok ikan ini relatif mudah dijumpai di perairan Indonesia, antara lain meliputi tuna, makerel, kembung, cakalang, tenggiri, dan tongkol.
2. Kelompok ikan Coryphaenidae
Jenis ikan tinggi histamin lainnya adalah ikan dari keluarga Coryphaenidae, kelompok ikan bersirip kipas yang hidup di laut.
Salah satu jenis Coryphaenidae adalah ikan lemadang atau mahi-mahi yang banyak hidup dan bahkan menjadi salah satu komoditas perairan Indonesia.
3. Kelompok ikan Engraulidae
Famili ikan Engraulidae atau lebih dikenal sebagai teri masuk dalam jajaran ikan yang rentan mengandung histamin.
Meski kaya nutrisi dan memiliki rasa yang sedap, konsumsi ikan teri tidak segar meningkatkan risiko keracunan makanan karena histamin.
4. Kelompok ikan Clupeidae
Jenis ikan lainnya yang berpotensi tinggi histamin dan dapat menyebabkan keracunan makanan adalah Clupeidae.
Clupeidae adalah famili ikan berukuran sedang, di antaranya meliputi haring, sarden, serta hilsa, ikan yang populer di Bangladesh dan India.
Selain empat famili ikan di atas, ada pula kelompok ikan lain yang relatif tinggi histamin dan perlu diwaspadai, termasuk Carangidae (ikan kuwe), Pomatomidae (bluefish), serta Scomberesocidae (ikan sauri).
Gejala keracunan histamin pada ikan
Gejala keracunan histamin biasanya dimulai dalam waktu 5-30 menit setelah mengonsumsi ikan busuk.
Beberapa gejala yang mungkin dirasakan, termasuk:
Gejala keracunan histamin biasanya berlangsung beberapa jam atau hari. Dalam kasus yang jarang terjadi, gejala bahkan dapat bertahan selama beberapa hari.
Sementara itu, cara mencegah keracunan histamin adalah dengan memilih ikan segar dan menyimpannya dalam suhu rendah seperti freezer untuk menghindari terkontaminasi bakteri.
Jika mendapati rasa gatal pada lidah sesaat setelah mengunyah daging ikan, segera hentikan konsumsi karena dikhawatirkan menjadi tanda keracunan ikan tinggi histamin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Jenis Ikan Tinggi Histamin, Waspadai Potensi Keracunan Makanan", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/06/01/070000965/4-jenis-ikan-tinggi-histamin-waspadai-potensi-keracunan-makanan?page=all#page2.