Makanan berprotein, seperti ikan dan daging, terutama yang disimpan dalam jangka waktu lama pun cenderung mengandung histamin lebih tinggi.
Keracunan histamin akut setelah makan ikan sendiri disebabkan pendinginan atau penyimpanan yang tidak memadai atau ikan yang telah rusak dan busuk.
Bahkan, ketika dibekukan dan setelah dicairkan, kadar histamin pada jenis makanan ini akan meningkat.
Selain itu, beberapa bakteri penghasil histamin juga resisten terhadap garam, yang artinya mereka akan terus memproduksi histamin meski telah diolah.
Dilansir dari laman Department of Agriculture, Fisheries and Forestry Australia, kadar histamin yang diizinkan atau relatif aman dikonsumsi adalah maksimal 200 miligram per kilogram.
Jenis ikan tertentu lebih rentan menyebabkan keracunan histamin, antara lain:
1. Kelompok ikan Scombridae
Kelompok ikan Scombridae atau Skombride adalah jenis ikan yang rentan mengandung histamin dalam jumlah tinggi.
Kelompok ikan ini relatif mudah dijumpai di perairan Indonesia, antara lain meliputi tuna, makerel, kembung, cakalang, tenggiri, dan tongkol.
2. Kelompok ikan Coryphaenidae