PT SRITEX PAILIT - Ribuan karyawan Sritex menyambut kedatangan istri pendiri PT Sritex, Susyana Lukminto di Shri Garden, Kelurahan Delingan, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar, Sabtu (27/8/2022). Inilah kiprah sekaligus kisah keluarga Lukminto pendiri PT Sritex perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara yang pailit.
PT SRITEX PAILIT - Ribuan karyawan Sritex menyambut kedatangan istri pendiri PT Sritex, Susyana Lukminto di Shri Garden, Kelurahan Delingan, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar, Sabtu (27/8/2022). Inilah kiprah sekaligus kisah keluarga Lukminto pendiri PT Sritex perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara yang pailit. ( TribunSolo.com/Adi Surya )

Kiprah Keluarga Lukminto Pendiri PT Sritex Perusahaan Tekstil Terbesar di Asia Tenggara yang Pailit

3 Maret 2025 20:08 WIB

SonoraBangka.id - Inilah kiprah sekaligus kisah keluarga Lukminto pendiri PT Sritex perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara yang pailit.

Sekadar informasi, pailit adalah suatu kondisi di mana debitur tidak mampu untuk membayar atau melunasi utang-utangnya kepada kreditur yang telah jatuh tempo.

Belum lama ini Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang menyatakan bahwa perusahaan ini pailit. 

Keputusan Sritex pailit itu berdasarkan putusan perkara dengan nomor 2/Pdt.Sus- Homologasi/2024/PN Niaga Smg oleh Hakim Ketua Moch Ansor padai Senin 21 Oktober Perusahaan yang berbasis di Sukoharjo ini digugat pailit oleh vendornya PT Indo Bharta Rayon karena polemik utang yang belum terbayarkan. 

Sritex bersama dengan perusahaan afiliasinya, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya dianggap telah lalai dalam memenuhi kewajiban pembayaran kewajiban kepada PT Indo Bharat Rayon, selaku pemohon. 

Dikutip dari Tribunnews.com, Sritex asal Sukoharjo ini telah menjadi perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara yang memasok seragam militer untuk 35 negara, mulai dari Eropa, Asia hingga Timur Tengah.

Sritex lahir berawal dari kerja kerja keras H.M Lukminto, pada 1966.

Kala itu Lukminto melabeli Sritex sebagai perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah, mengutip sritex.co.id.

Awalnya di Pasar Klewer Solo diberi nama UD Sri Redjeki.

Lantas 1968, Lukminto akhirnya membuka pabrik cetak pertamanya yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Solo.

SumberBangkapos.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm