ASICS Gel Lyte III karya Eka Mardys
ASICS Gel Lyte III karya Eka Mardys ( asics)

Peringati 30 Tahun ASICS, Ada Nuansa Batik Indonesia Di Sepatu

3 Oktober 2020 07:42 WIB

SonoraBangka.id - Tahun 2020 ini adalah tahun ke – 30 bagi ASICS Sportstyle hadir dan salah satu sepatu buatannya yaitu Gel-Lyte III.

Brand asal Jepang ini memperingati ini menjadi istimewa yakni dengan menandainya lewat kolaborasi kreatif bersama 30 seniman di wilayah Asia Tenggara.

Siluet ini merupakan peninggalan desainer legendaris Shigeyuki Mitsui yang ketika itu berada di tahun terakhirnya bersama ASICS, yang pertama kali dirilis tahun 1990.

Yang lebih specialnya, ASICS meminta 30 seniman di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam untuk menorehkan karya mereka pada sepatu Gel-Lyte III sesuai gaya masing-masing, dalam rangka merayakan 30 tahun desain Mitsui tersebut.

Sementara untuk Indonesia, ASICS menggandeng seniman tato Eka Mardys dan penggemar sneaker Isser W. James, serta seniman graffiti dan illustrator Fivust.

Bersama Isser, Eka Mardys yang karyanya banyak terinspirasi dari seni tradisional Bali tersebut memilih desain harimau Bali yang telah punah, Panthera tigris balica.

Desain harimau ini sering ditemukan pada karya Eka.

Walau sudah punah, menurut Isser dalam unggahan instagramnya, semangat harimau Bali tetap menginspirasi para pemuda-pemudi di Pulau Dewata.

Hadir dengan warna Prada khas Bali, desain harimau pada sepatu itu dipadukan dengan ornamen yang terinspirasi dari ukiran Bali (Patra Bali).

Hiasan pepatran banyak ditemukan menghias rumah dan tempat suci di Bali

Sementara ornamen Pepatraan itu sendiri adalah ornamen yang ide atau konsepnya diambil dari tanaman yang merambat, seperti: tanaman labu, pare, timun, dan tanaman merambat liar.  

Sedangkan Fivust, yang menamakan koleksi ini Metamorph, merepresentasikan perjalanan artistiknya dari ilustrasi komik ke graffiti hingga tato.

Pada karyanya, kita bisa melihat bentuk-bentuk khas graffiti yang dipadukan dengan motif bergaya tato.

Selain itu, karya lain yang menarik juga datang dari seniman Singapura, Mdm Yeo dan Desleen yang justru menghiasi sepatunya dengan motif batik Indonesia.

Seniman itu mengatakan, "Batik Indonesia lebih dari sekedar corak yang enak dipandang.

Ini sebenarnya adalah praktik kuno yang kental dalam tradisi di mana setiap motif dijiwai dengan makna yang sangat signifikan."

"Cloudwalker adalah tema yang kami berikan untuk karya ini, sebagai interpretasi kami tentang tampilan sneaker batik modern dengan tetap mempertahankan makna simbolis dari ketiga motif batik yang digunakan."

Memiliki dua makna utama, yakni mengacu pada kebutuhan hati kita untuk tetap tenang dan sejuk dalam situasi apa pun, seperti awan mendung di hari yang panas, dan kedua, melambangkan langit yang luas dan bebas, sneaker itu dihiasi motif awan “Mega Mendung” di dekat pangkal sepatunya.

Kawung” bagian tengah adalah motif berbentuk lingkaran mirip buah kawung, tersusun rapi secara geometris.

Motif ini memiliki beragam makna, salah satunya melambangkan harapan manusia untuk selalu mengingat asal-usulnya.

Lalu pada bagian insole ada motif "Parang". Batik parang adalah salah satu motif batik tertua dari Jawa.

Garis lengkung pada motif parang menggambarkan gelombang yang melambangkan pusat kekuatan alam.

Parang memiliki makna pantang menyerah yang ditandai mirip dengan ombak yang tidak pernah berhenti bergerak.

Mdm Yeo mengatakan, bahwa secara keseluruhan, Cloudwalker adalah desain sepatu kets yang memberdayakan pemakainya untuk terus bergerak, menjelajahi dunia yang luas, namun tetap mengingat asal usul kita.

Dikatakan Roy Lan, Manager Marketing Communication Regional ASICS, bahwa dengan mendukung para seniman, desainer, dan inovator kreatif lewat platform ekspresi yang unik, ASICS ingin menyatukan komunitas individu yang memiliki pemikiran dan semangat yang sama.

ASICS sendiri memilih 30 seniman untuk mendukung berkembangnya budaya kreatif di masing-masing negara.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harimau Bali, Graffiti, dan Batik Indonesia di Sepatu ASICS", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/02/212411720/harimau-bali-graffiti-dan-batik-indonesia-di-sepatu-asics?page=2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm