SonoraBangka.id - Media sosial menjadi hal yang lumrah dimiliki orang-orang di era modern saat ini.
Apalagi ditengah pandemi covid-19 saat ini, kehadiran media sosial dapat menjauhkan perasaan terasing karena kita masih dapat berkomunikasi dengan teman-teman dan memperlihatkan kegiatan selama berada di rumah.
Walaupun saat ini, kita semua memiliki interaksi sosial yang jauh lebih sedikit daripada sebelum pandemi.
Namun, dengan berinteraksi melalui media sosial, perasaan terasing akan sedikit terobati.
Tetapi di sisi lain, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa media sosial berkorelasi dengan depresi, kesepian, hiperaktif, kualitas tidur yang buruk, dan kecemasan.
Salah satu studi yang menarik di University of Pennsylvania mengungkapkan, ketika mahasiswa mengurangi penggunaan media sosial di bawah 30 menit sehari, mereka mengalami peningkatan yang signifikan dalam kebahagiaan hidup.
Faktanya, banyak hal yang dapat memengaruhi depresi dalam menggunakan media sosial, seperti kurang tidur, konsentrasi yang terganggu, dan perundungan di dunia maya.
Inilah sebabnya mengapa studi penggunaan media sosial bersifat korelasional, bukan kausasional.
Sebab, akan sangat sulit untuk mengungkap penyebab depresi.
Terlepas dari penyebabnya, karena media sosial adalah bahasa dunia maya, maka penggunaan media sosial dapat menimbulkan perasaan depresi .
Di dunia maya, kita tidak bisa melakukan kontak langsung dengan sentuhan atau interaksi tatap muka yang sangat penting dan terbukti berdampak positif pada umur panjang.
Dalam studi, orang bisa hidup lama dan bahagia karena melakukan interaksi tatap muka, lebih dari hampir semua variabel lain, seperti diet dan olahraga.
Misalnya, kita baru saja putus dengan pacar. Ketika kita memberi tahu seorang teman atau keluarga secara langsung tentang hal tersebut, mereka mungkin akan memeluk dan memberi kita nasihat.