Dari sisi kelenturan, kayu memiliki fleksibilitas yang bagus. Begitu pun dari sisi keawetan, material bambu ini bisa tahan dalam waktu lama.
Sementara, untuk aspek kekuatan tidak ada yang berbeda, antara bambu dan material rangka besi.
“Untuk material bambu ini kami bekerjasama dengan UKM penghasil kayu di Temanggung,” tutur Oki.
Selain bambu, tas ini menggunakan material dari sampah botol plastik. Dalam satu tas, setidaknya ada 50 botol plastik yang didaur ulang.
Sementara, materi daur ulang tersebut masih diimpor.
Ke depan, penyediaan bahan daur ulang ini akan dikerjasamakan dengan Bank Sampah Bersinar.
Meski menggunakan material dari daur ulang sampah, harganya tidak lantas menjadi lebih murah.
Sebab -ternyata, proses daur ulang sampah menjadi kain lebih panjang dan rumit.
Tas itu diberi nama Eco Savier dengan mengusung konsep sustainability.
Saat ini, komposisi material ramah lingkungan pada ransel tersebut mencapai 70 persen.
“Ke depan kami akan menciptakan lebih banyak tas yang sustainable. Bukan hanya berbentuk tas, tapi produk lainnya,” ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Unik, Eiger Bikin Ransel Rangka Bambu dengan Bahan Sampah Daur Ulang ", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/16/171000820/unik-eiger-bikin-ransel-rangka-bambu-dengan-bahan-sampah-daur-ulang.