SonoraBangka.id - Di masa pandemi virus corona seperti sekarang ini, hampir semua orang bekerja dari rumah dan bahkan sambil mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.
Bekerja dari rumah kebanyakan menjadi impian para ibu, terutama yang memiliki balita.
Seperti yang dialami oleh Soffie, seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai copywriter.
“Bekerja di rumah itu banyak tantangannya. Kalau orangtuanya di rumah, anak mikirnya seluruh waktu untuk dia dan maunya ditemani main terus.
"Supaya bisa bekerja, saya tetap perlu helper. Atau harus pintar curi-curi waktu pas Si Kecil tidur, saya kerja, deh,” kata Soffie yang bekerja sebagai copywriter.
Lain lagi cerita yang diungkapkan Dede sebagai penulis. Ia merasa kini telah menemukan ritmenya saat bekerja di rumah.
“Awalnya saya merasa repot kerja di rumah. Karena saya tetap harus koordinasi teknik pekerjaan, alur penugasan, materi, dan lain-lain.
"Paling sulit itu mendisiplinkan diri untuk mengerjakan tugas secara profesional. Tapi kalau sudah ketemu ritmenya, sih, lama-lama terbiasa juga.”
Ya, minat bekerja di rumah umumnya dilandasi keinginan untuk memiliki waktu lebih fleksibel dan menjalani hidup lebih berkualitas. Apalagi saat ini, pilihan untuk bekerja lepas (freelancer) sangat beragam.
Tapi, walau terdengar menyenangkan, praktiknya tak semudah yang dibayangkan. Kita perlu mempertimbangkan masak-masak sebelum memutuskan ‘pindah haluan’.
Itu sebabnya banyak juga para ibu yang mengaku tidak sanggup bekerja di rumah dan memutuskan kembali menjadi orang kantoran.
Nah, untuk lebih memantapkan keputusan kita, ini 4 hal yang perlu disiapkan:
1. Motivasi Kuat
Bekerja dari rumah, artinya kemandirian dan inisatif pribadi menjadi hal utama. Sebab tak ada yang mengawasi atau mendikte Anda melakukan pekerjaan ini itu.
Bagi mereka yang terbiasa bekerja berdasarkan order, hal ini bisa menyulitkan.
Harus ada motivasi yang kuat dari diri sendiri untuk menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan, mengalahkan rasa malas untuk menunda-nunda, membuat prioritas atau menghadapi berbagai godaan dalam bekerja.
Termasuk mencari solusi atas permasalahan yang mungkin kita temui dalam bekerja.
2. Dukungan Keluarga
Sebelum memutuskan, pastikan lingkungan rumah (pasangan, anak atau keluarga) mendukung keputusan kita.
Artinya, meski secara teori Anda full-time di rumah, bukan berarti waktu kita tersita untuk tugas domestik.
Pembagian tugas dengan pasangan juga perlu dibicarakan.
Misalnya setelah kita seharian bersama anak, malam adalah waktu suami bersama anak untuk membacakan dongeng atau menemani anak belajar.
3. Manajemen Waktu
Kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh pekerja rumahan adalah merasa bahwa waktu tidak terbatas. Padahal, banyak ‘pencuri waktu’ yang datang tanpa disadari.
Misal terlalu lama berkutat di depan televisi, keasyikan bersosial media atau bersosialisasi dengan tetangga, atau bermain-main dengan Si Kecil.
Meski bekerja di rumah, Sahabat NOVA perlu tegas membagi waktu. Salah satu cara dengan membiasakan bekerja pada waktu yang sama setiap harinya.
Kita harus bisa memilah kapan waktu untuk bekerja, kapan untuk break, kapan untuk bersama dengan anak.
Penggunaan waktu yang tidak efisien seringkali menjadi penyebab kita kerap merasa lelah. Bahkan tak jarang kita merasa lebih lelah bekerja di rumah ketimbang ketika bekerja sebagai ‘orang kantoran’.
4. Ruang Kerja Khusus
Sebaiknya sebisa mungkin, ciptakan ruang khusus untuk bekerja. Bisa sebuah kamar, atau sebuah sudut ruangan yang disepakati sebagai ‘ruang bekerja’.
Hal itu agar anak belajar memahami, bahwa meski ibu sedang di rumah, ketika ia berada di ruangan tersebut, ibu sedang bekerja dan sebisa mungkin tidak mengganggu.