SonoraBangka.id - Menjalani hidup bersama dengan pasangan yang berasal dari pola asuh dan lingkungan berbeda, tak dimungkiri bisa menimbulkan adanya perdebatan di antara keduanya.
Ya, setelah perempuan menikah dengan sang pasangan, tentu segala aspek dalam kehidupannya akan berubah.
Di awal pernikahan, bagi sebagian orang perbedaan tersebut mungkin menjadi tahap adaptasi bukanlah perkara gampang.
Termasuk pasangan yang terlihat begitu harmonis di media sosial, tentu akan ada masa mereka tengah menghadapi masalah, namun tak mereka bagikan di media sosial.
Ya, layaknya sebuah perjalanan tentu setelah perempuan menikah akan ada di rintangannya dan terdapat pasang surutnya dalam pernikahan.
Namun, pasangan suami-istri layaknya tim yang harus saling melengkapi, sehingga akan berusaha mengatasinya untuk mempertahankan pernikahan.
"Anda tidak dapat memecahkan masalah pasangan secara individual," kata terapis Jocylynn Stephenson, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dengan Emily Cook Therapy.
Setiap masalah yang hadir juga akan bervariasi dari pasangan ke pasangan, namun terdapat sejumlah masalah umum yang banyak di alami setelah perempuan berumah tangga, dilansir dari laman Brides.
1. Tidak tertarik pada kepentingan satu sama lain
Masalah diawali saat kamu ingin pasangan dapat hidup mandiri dan mengejar impiannya, termasuk hal yang tidak kamu pahami.
Sebenarnya, dalam kondisi seperti ini kamu tidak ingin terlalu membebani pasangan dengan yang tidak kamu sukai.
Namun sayangnya, perilaku ini tanpa sadar telah menciptakan jarak antara kamu dan pasangan.
"Jika membiarkan terlalu banyak berlaku individual, lama kelamaan kamu hanya menjalani kehidupan sendiri alih-alih menenun kehidupan bersama," ujar Stephenson.
Hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya keintiman dan keterikatan setelah perempuan menikah dengan pasangan.
2. Kebiasaan belanja yang berbeda
Masalah keuangan kerap menjadi masalah besar di antara pasangan jika tidak didiskusikan dengan baik, khususnya perihal cara membelanjakannya.
Karena, hal ini akan sangat berbeda dan dalam kasus ini Stepheson menyarankan untuk saling memahami hal yang menjadi alasan dari kebiasaan belanja satu sama lain.
Kamu dan pasangan dapat mendiskusikannya perihal apa arti pengeluaran bagi masing-masing.
Selain itu, bisa juga menanyakan "Di mana belajar menangani uang dan apa yang kamu lihat saat tumbuh dewasa?”
Hal ini bisa menjadi dasar untuk percakapan yang lebih mendalam tentang bagaimana menyatukan prinsip keuangan satu sama lain.
3. Masalah berhubungan intim
Setelah perempuan berumah tangga tentu dirinya sudah sah untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan.
Meski sering dianggap tabu, permasalahan seks ini menjadi masalah pernikahan paling umum, khususnya mengenai perbedaan tingkat dan jenis keinginan.
Terlebih, kebanyakan pasangan enggan untuk membahasnya secara terbuka. Padahal, normalisasi komunikasi terbuka adalah langkah pertama yang penting dilakukan.
Dengan melakukan diskusi bersama dan berikan masukan mengenai hal yang membuat keduanya merasa nyaman, sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman keduanya.
4. Kecemburuan
Pada dasarnya, setiap orang memiliki batas kecemburuan yang berbeda-beda.
Sebagian orang berpikir rasa insecure dalam hubungan berasal dari kekhawatiran adanya perselingkuhan.
Namun faktanya, Stepheson banyak menemukan bahwa pasangan cemburu karena kedekatan pasangan dengan orang lain yang lebih menjurus ke hal emosional.
Untuk mengatasinya, kamu bisa membiarkan pasangan untuk selalu bersikap jujur di antara satu sama lain untuk mengurangi kesalahpahaman.
5. Bosan
Permasalahan satu ini mungkin tak terlihat secara nyata, tetapi wajar dirasakan dalam kehidupan berumah tangga.
Namun, jika rasa bosan dan jenuh ini dapat berdampak buruk pada hubungan pernikahan jika dibiarkan begitu saja.
Karena, hubungan yang terjalin justru akan semakin dingin dan memicu pertengkaran.
Hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya, salah satunya adalah meluangkan waktu masing-masing.
Seperti, bertemu teman lama atau mencoba kegiatan baru untuk menghilangkan rasa bosan.
Nah, kehidupan setelah perempuan menikah tentunya tidaklah mudah, tetapi bukan berarti kamu tidak bisa melaluinya bersama-sama dengan pasanganmu, ya.