Ahmad Fazli Kepala Kantor SAR Pangkalpinang. (Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani)
Ahmad Fazli Kepala Kantor SAR Pangkalpinang. (Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani) ( (Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani))

Himbauan Kepala Basarnas Pangkalpinang Soal Kasus Kecelakaan Laut Yang Meningkat

6 Juni 2022 21:26 WIB

SONORABANGKA.ID - Pihak Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) atau Search and Rescue (SAR) Pangkalpinang, mengingatkan kepada para nelayan serta pemancing ikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) agar berhati-hati saat melaut.

Hal tersebut karena banyaknya kasus kecelakaan laut di Perairan Bangka Belitung  di tengah kondisi cuaca yang ekstrem saat musim pancaroba berlangsung hingga beberapa pekan ke depan. 

Dari broadcast cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) secara periodik baik harian maupun terjadwal kondisi cuaca dua minggu ke depan cenderung ekstrem dimana kecepatan angin rata rata 10 knot.

Selanjutnya tinggi gelombang yang ada di beberapa perairan di kawasan Bangka Belitung di atas dua meter , lalu ditambah juga kondisi cuaca saat ini dalam kondisi hujan lebat yang diikuti oleh angin kencang. Serta adanya petir.

Kepala Kantor Basarnas (SAR) Pangkalpinan, Ahmad Fazzli mengatakan, situasi ini tentunya sangat mengkhawatirkan khususnya para nelayan dan pemancing. Ancaman yang perlu diperhatikan yaitu  beraktifitas di laut dengan durasi yang cukup lama di saat kondisi cuaca yang cepat berubah.


"Jadi kita mengharapkan para nelayan ini untuk mengantisipasi perubahan cuaca dengan melengkapi sarana dan prasarana keselamatan supaya kalau ada resiko perubahan cuaca dapat dilakukan pertolongan pertama atau pun mampu untuk menuju perairan yang lebih tenang maupun daratan," katanya, Senin (6/6/2022) siang di Kantor SAR Pangkalpinang.


Lebih lanjut kata dia ,cuaca cenderung cepat berubah  lantaran siklus pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau hingga pertengaha Juli 2022 nanti.


"Awalnya cuaca cerah kemudian satu jam ke depan berubah hujan dan akan selalu seperti ini selama beberapa minggu ke depan,"ucapnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Basarnas Bangka Belitung telah menyiagakan personel di unit siaga maupun pos yang ada di pulau Bangka maupun Belitung mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. "Sudah kita siapkan juga sarana laut dan personel siaga yang standy by selama 24 jam,"katanya.

Sementara itu tercatat 19 kasus kejadian kecelakaan (laka) laut maupun orang tenggelam di Bangka Belitung hingga Juni 2022, di mana ada 12 korban meninggal dunia.

Data tersebut diperoleh melalui rekap operasi Kantor SAR Pangkalpinang Sejak Januari 2022 hingga Juni 2022 yang dikategorikan berdasarkan peristiwa kecelakaan laut maupun orang yang tenggelam.

Fazli mengimbau kepada para nelayan untuk mengutamakan keselamatan, para nelayan diharapkan melaut secara berkelompok, sehingga jika membutuhkan bantuan ada orang terdekat yang berada di lokasi.

Tak terkecuali bagi pemancing lantaran rata rata pemancing lebih individual , diharapkan para pemancing juga berkelompok, minimal ada dua perahu untuk antisipasi. "Jadi apabila ada sesuatu, perahu yang lain bisa menyelamatkan,"ujarnya.

Selanjutnya para pemancing dan nelayan agar selalu melihat kekuatan dari perahu yang dimiliki ,apakah perahu tersebut layak untuk beroperasi di tengah cuaca yang ekstrem. "Jangan sampai kita menggunakan perahu tapi tidak siap dengan kondisi cuaca ombak tinggi maupun angin kencang,"tambahnya.

Kemudian berikutnya peralatan keselamatan ,minimal di perahu ada life jacket dan life jacket ini ketika berada di atas air langsung dipakai bukan hanya ditempatkan di perahu.


"Walaupun banyak pemancing yang berada di pinggir pantai karena karakteristik pantai yang ada di Bangka Belitung adalah perairan dangkal kemudian banyak pemancing yang memancing terlalu jauh ke depan untuk memancing karena air lagi surut tanpa disadari air pasang dan naik ini yang menyebabkan mereka tidak bisa kembali ke daratan dan tidak menggunakan life jacket ini yang menyebabkan mereka tenggelam dan ditarik arus laut,"imbuhnya.

Hal terakhir yang perlu disiapkan ialah alat komunikasi yakni bisa berupa alat radio. komunikasi juga bisa dilakukan dengan pihak terkait yang ada di wilayah tersebut. Misalnya menginformasikan kemana akan melakukan aktifitas kepada pengelola pantai atau pun HNSI di wilayah tersebut.


"Kalau ada kejadian jadi kita bisa melakukan proses evakuasi, karena kalau tidak ada alat komunikasi rata rata informasi yang kita terima itu setelah kejadian. Itu pun setelah mendapat laporan karena nelayan tidak pulang. Kalau ada alat komunikasi kita dapat melakukan prediksi secara tepat 


Sehingga ketika terjadi kasus kecelakaan, korban ditemukan meninggal karena terombang ambing di lautan selama beberapa hari karena proses evakuasi yang terkendala sebab tak  mengetahui titik lokasi dimana peristiwa tersebut terjadi.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Kasus Kecelakaan Laut Meningkat, Begini Imbauan Kepala Basarnas Pangkalpinang, https://bangka.tribunnews.com/2022/06/06/kasus-kecelakaan-laut-meningkat-begini-imbauan-kepala-basarnas-pangkalpinang?page=2.

Sumberbangka pos
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm