Aterosklerosis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya timbunan lemak yang menyumbat arteri.
Bahkan ada juga penelitian yang menemukan bahwa orang yang mengonsumsi 17 hingga 21 persen kalori dari gula tambahan memiliki risiko 38 persen lebih besar meninggal akibat penyakit jantung.
2. Meningkatkan Risiko Kanker
Konsumsi gula dalam jumlah berlebihan bisa meningkatkan risiko terkena kanker tertentu.
Mengonsumsi makanan tinggi gula bisa memicu obesitas, yang bisa meningkatkan risiko kanker.
Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi gula juga bisa meningkatkan peradangan di tubuh dan bisa menyebabkan resistensi insulin.
Keduanya juga dikaitkan pada meningkatnya risiko kanker.
Sebuah penelitian di lebih dari 430.000 orang menemukan bahwa konsumsi gula tambahan secara positif dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kerongkongan, kanker pleura, dan kanker usus kecil.
3. Depresi
Terlalu banyak konsumsi gula juga bisa tingkatkan risiko alami depresi.
Para peneliti percaya bahwa perubahan gula darah, kertidakmampuan mengatur neurotransmiter, dan peradangan mungkin menjadi alasan gula berpengaruh pada kesehatan mental.
Sebuah penelitian yang diikuti 8.000 orang selama 22 tahun menunjukkan kalau laki-laki yang mengonsumsi 67 gram gula atau lebih per hari, 23 persen lebih mungkin mengalami depresi.
Studi lain pada lebih dari 69.000 perempuan menunjukkan bahwa mereka yang memiliki asupan gula tambahan tertinggi memiliki risiko depresi yang jauh lebih besar.
4. Penyakit Hati Berlemak
Asupan gula yang tinggi juga bisa meningkatkan risiko penyakit hati berlemak.
Gula, terutama jenis fruktosa, diubah menjadi energi atau disimpan sebagai glikogen.
Jika terlalu banyak glikogen, maka hati akan mengubahnya menjadi lemak.
Hal ini bisa membuat kerja hati semakin berat.
(Penulis: Ariska Puspita Anggraini)