SonoraBangka.id - Sekarang ini kita mungkin sudah akrab dengan berbagai istilah generasi, seperti Gen X, Y dan Z.
Nah, sekarang ini sudah muncul generasi baru, yaitu Generasi Alfa yang lahir pada tahun 2010 hingga 2024.
Generasi Alfa ini sangat gesit dalam berteknologi dan disebut akan membentuk masa depan dunia kerja dengan cara yang luar biasa.
Bahkan, menurut lembaga penelitian McCrindle, Generasi Alfa akan mengisi 11% dari tenaga kerja secara global pada 2030.
Dari data tersebut, menurut Presiden Komisaris wagely, Dr. Alex Denni, perusahaan perlu mempersiapkan tempat kerja yang sesuai untuk Gen Alfa.
“Tidak pernah terlalu dini untuk mulai berpikir tentang Gen Alfa karena ini adalah kesempatan untuk meninjau dan menjelajahi strategi SDM yang akan memberi keunggulan bagi perusahaan dalam menarik dan mempertahankan generasi ini di kemudian hari,” ujar Alex.
Nah, untuk lebih memahami bagaimana perusahaan dapat mendukung generasi ini, mari kita lihat seperti apa masa depan dunia kerja yang akan dibentuk Gen Alfa.
1. Penerapan konsep Learning 5.1 di tempat kerja
Dalam buku terbarunya yang berjudul Learning 5.1: Tiba Duluan Di Masa Depan, Alex menjelaskan, karyawan di era Industri 5.0 termasuk Gen Alfa perlu memiliki mindset, skillset, dan toolset baru agar terus bertumbuh dan berkembang.
Ia menyarankan perusahaan agar menciptakan budaya learning di mana setiap karyawan mau belajar dan mengajar sambil bekerja sehingga tanpa sadar menjadi kompeten dalam mengerjakan tugas masing-masing.
Konsep Learning 5.1 menghadirkan sebuah pola pikir baru bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dipelajari mengingat peran teknologi yang membuat akses pengetahuan semakin luas dan tak terbatas bagi Gen Alfa.
Selain itu, konsep pembelajaran ini juga menjelaskan bahwa setiap orang adalah pembelajar sekaligus pengajar, sehingga arus pengetahuan tidak satu arah tetapi dua arah.
Tidak ada lagi istilah mentor-mentee atau atasan-bawahan dalam proses pembelajaran di lingkungan kerja masa depan.
2. Memanfaatkan teknologi dan metaverse untuk bekerja
Tidak seperti generasi sebelumnya, Gen Alfa telah belajar berbagai topik seperti AI dan bahasa pemrograman sejak sekolah dasar. Mereka adalah generasi yang paling terintegrasi secara teknologi.
Karena telah terbiasa dengan berbagai perangkat pintar, mereka akan belajar dengan lebih cepat dan dapat menerapkannya dalam dunia kerja.
Bahkan, mereka dapat dengan nyaman menggunakan metaverse untuk pelatihan.
Misalnya, seorang insinyur mekanik bisa melakukan simulasi penyelesaian masalah melalui metaverse.
3. Kesejahteraan di tempat kerja menjadi prioritas lebih dari sebelumnya
Tumbuh di tengah pandemi, ketidakpastian ekonomi, dan tren kerja jarak jauh membuat kesejahteraan (wellbeing) menjadi agenda utama ketika Gen Alfa memasuki dunia kerja.
Bahkan, perhatian terhadap kesejahteraan kian meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Studi Global Talent Trends 2022 dari Mercer mengungkap, program kesejahteraan termasuk dalam lima alasan teratas mengapa karyawan bertahan, sehingga perusahaan harus memastikan kesejahteraan karyawan secara emosional, fisik, sosial, dan finansial.
Lebih lanjut, Survei Kesehatan Finansial yang dilakukan wagely kepada lebih dari 3.500 karyawan menunjukkan, 77,5% karyawan lebih betah di perusahaan mereka setelah menggunakan wagely.
Dengan memiliki akses ke gaji yang sudah diperoleh kapan pun dibutuhkan, karyawan dapat membayar tagihan tepat waktu dan mencapai tujuan finansial mereka, sehingga hasilnya karyawan bertahan lebih lama.
Di saat earned wage access terus menjadi norma baru, penting bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan apa yang menjadi ekspektasi Gen Alfa.
4. Keberagaman dan inklusi wajib diwujudkan
Saat Gen Alfa memasuki pasar tenaga kerja, akan ada banyak keberagaman dalam posisi pimpinan.
Mereka percaya bahwa penting untuk memperlakukan semua orang secara setara tanpa memandang ras, suku, warna kulit, dan asal negara.
Kesetaraan gender sama pentingnya bagi generasi ini.
Tumbuh di dunia yang beragam membentuk pandangan dan harapan Gen Alfa.
Mereka tidak akan sungkan pergi jika tahu berada di perusahaan yang terlihat mendukung sesuatu secara publik, padahal sebenarnya mengabaikan.
5. Preferensi tempat kerja dan hasrat untuk membuat dampak positif
Bekerja dari mana saja juga akan menjadi norma baru bagi Gen Alfa.
Selama pandemi, mereka sekolah secara online, sehingga transisi menuju kerja di mana saja akan lebih mudah.
Selain itu, Gen Alfa ingin bekerja untuk perusahaan yang sejalan dengan nilai-nilai yang mereka pegang.
Mereka akan merasa puas dengan pekerjaan yang mereka lakukan, apabila perusahaan memberikan dampak positif, terutama pada isu-isu utama yang menjadi perhatian mereka seperti perubahan iklim, inklusi keuangan, dan pemberdayaan perempuan.
Setiap generasi telah mengubah dunia kerja, namun hari ini masa depan ada di tangan Gen Alfa.
Selagi perusahaan berupaya menarik dan mempertahankan Gen Z, saatnya untuk memikirkan kembali pendekatan terhadap benefit karyawan, budaya kerja, dan sebagainya, untuk juga dapat memenuhi kebutuhan Gen Alfa.
Walaupun jalan masih panjang, tetapi ketika kita berhasil membuka potensi generasi baru ini, kita semua dapat menciptakan tenaga kerja yang siap hadapi masa depan.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053564990/5-tren-generasi-alfa-yang-disebut-bisa-mengubah-masa-depan-dunia-kerja?page=all