Ritual ibadah haji terus dilanjutkan oleh putranya, Nabi Ismail.
Seiring berjalannya waktu sepeninggal Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, tata cara dan tujuan ibadah haji banyak diubah oleh bangsa Arab.
Mereka menyekutukan Allah dengan patung dan berhala yang ditempatkan di sekitar Kabah ataupun di Tanah Haram.
Bahkan, ketika waktu haji, suasana Kabah lebih menyerupai sirkus.
Syiar-syiar haji berubah menjadi tepuk tangan, suara orang bersiul, dan riuh suara trompet.
Tidak hanya itu, pada ritual kurban, darah hasil penyembelihan hewan kurban disiramkan ke Kabah.
Tradisi yang jauh menyimpang dari ajaran Nabi Ibrahim dan Nabi Isa ini berlangsung selama lebih dari 2.000 tahun.
Tradisi menyimpang masyarakat Arab jahiliyah baru berubah setelah datangnya Nabi Muhammad, nabi terakhir yang diutus Allah.
Pada masa kenabiannya, Nabi Muhammad diutus untuk memperbarui syariat Nabi Ibrahim dan meluruskan kekeliruan tradisi masyarakat Arab jahiliyah yang telah berlangsung selama ribuan tahun.
Pada masa Nabi Muhammad, Kabah dikembalikan sebagai tempat suci hamba Allah.