Masyarakat Melayu Bangka Belitung memiliki sebuah tradisi berharga yang disebut dengan Nganggung.
Tradisi ini melibatkan membawa makanan dari rumah masing-masing menuju tempat pertemuan besar dalam waktu tertentu.
Nganggung telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam budaya masyarakat setempat, diwariskan dari generasi ke generasi.
Pengertian Nganggung
Nganggung adalah tradisi yang dilakukan secara berbondong-bondong, di mana setiap keluarga membawa makanan dari rumah mereka ke lokasi pertemuan yang bisa berupa masjid, surau, langgar, atau lapangan.
Tradisi ini sering kali terjadi pada perayaan-perayaan agama Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Nisfu Sya'ban, Muharram, Idul Fitri, Idul Adha, dan juga untuk merayakan panen.
Tradisi Nganggung juga disebut Sepintu Sedulang atau Selawang Sedulang di beberapa kampung, yang memiliki arti bahwa setiap rumah menyediakan makanan untuk dibagikan ke masjid atau balai desa, tempat berkumpulnya masyarakat kampung.
Selain acara keagamaan, tradisi ini juga dilakukan dalam berbagai acara sosial yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat kampung.
Tata Cara Nganggung
Biasanya, makanan yang akan dianggung disusun dengan rapi di atas dulang atau talam. Dulang ini bisa terbuat dari timah, kuningan, atau kayu. Piring-piring berisi nasi, lauk-pauk, buah-buahan, dan kue-kue diatur di atas dulang, kemudian ditutup dengan tudung saji.