1. Lignit
Lignit atau batu bara muda mengandung 25 hingga 35 persen karbon dan mempunyai kandungan energi paling rendah di antara semua peringkat batu bara.
Endapan batu bara lignit cenderung relatif muda dan tidak mengalami panas atau tekanan yang ekstrim.
Lignit bersifat rapuh dan memiliki kadar air yang tinggi, sehingga menyebabkan nilai kalornya rendah.
2. Sub-bituminus
Batu bara sub-bituminus biasanya mengandung 35 hingga 45 persen karbon, dan memiliki nilai kalor yang lebih rendah dibandingkan batu bara bitumen.
Batu bara jenis ini berumur sekitar 100 juta tahun. Di banyak belahan dunia, batubara sub-bituminus dianggap sebagai “batubara coklat” bersama dengan lignit.
Seperti halnya lignit, batubara sub-bituminus utamanya digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
3. Bituminus
Batu bara bituminus mengandung 45 hingga 86 persen karbon, dan umumnya digunakan untuk menghasilkan listrik.
Iya juga merupakan bahan bakar penting sebagai bahan baku untuk pembuatan kokas atau digunakan dalam industri besi dan baja.
Batu bara bitumen terbentuk karena panas dan tekanan yang lebih besar, serta berumur 100 hingga 300 juta tahun.
4. Antrasit
Antrasit adalah jenis batu bara yang mengandung 86 hingga 97 persen karbon dan umumnya memiliki nilai kalor tertinggi di antara semua jenis batu bara.
Batubara ini lebih keras, lebih padat, dan lebih berkilau dibandingkan jenis batubara lainnya.
Hampir seluruh air dan karbon dioksida telah dikeluarkan, dan tidak mengandung bagian lunak atau berserat seperti yang ditemukan pada batubara bitumen atau lignit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Butuh Waktu Jutaan Tahun, Begini Proses Terbentuknya Batu Bara", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/02/074500765/butuh-waktu-jutaan-tahun-begini-proses-terbentuknya-batu-bara?page=all#page2.