SonoraBangka.id - NARKOBA (narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya) menjadi permasalahan serius dihadapi oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Di Babel peredaran barang haram itu sudah merambah hingga ke desa-desa
Peredaran narkoba juga sudah melibatkan kalangan perempuan dan anak-anak baik sebagai kurir maupun penyalahguna.
Berdasarkan data Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Kepulauan Babel, estimasi tahun 2021 penyalahgunaan biaya untuk pembelian atau transaksi narkoba di Babel mencapai Rp82,5 miliar pertahun.
Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Naziarto menyebutkan estimasi transaksi narkoba di Babel mencapai Rp82,5 miliar per tahun, karena peredaran narkoba yang tinggi di daerah penghasil timah ini.
“Kami bersama aparat penegak hukum terus berupayamemberantas peredaran narkoba di Babel,” kata Naziarto, 8 Agustus 2021 lalu, dilansir Bangka Pos dari antaranews.com.
Ia mengatakan peredaran narkotika yang tinggi di Babel telah menimbulkan berbagai masalah sosial dan budaya.
“Saat ini, kami berkutat daripenyalahgunaan narkotikayang merusak masa depan gen-erasi penerus bangsa di daerah ini,” tegasnya.
Pelabuhan tikus
Maraknya penyelundupannarkoba ke Babel disinyalir diantaranya dilakukan sindikat melalui pelabuhan tikus.
Diketahui Babel merupakans salah satu provinsi yang memiliiki wilayah perairan terluas.
Karena wilayah perairan yang luas ini, terdapat banyak pelabuhan-pelabuhan tradisional atau pelabuhan tikus.
Pelabuhan tikus inilah yangdimanfaatkan sindikat narkobauntuk menyelundupkan barang haram ke Babel.
Berbagai upaya dilakukan aparat kepolisian untuk mencegah narkoba masuk melalui pelabuhan tikus.
Seperti dilakukan PolresBangka Selatan (Basel) yang telah memetakan pelabuhan tikus yang berpotensi menjadi pintu masuk narkoba. Kepala Satuan Reserse Narko-ba Polres Bangka Selatan, AKP Suhendra beberapa waktu lalumengatakan, pihaknya telah melakukan atensi terhadap beberapa wilayah dengan kecenderungan penyalahgunaan narkotika.
Terutama wilayah yang me-miliki pelabuhan tikus di sepa-njang pesisir Kabupaten Bangka Selatan.
Di mana penanganan peredaran narkoba mela-lui pelabuhan membutuhkan koordinasi banyak pihak.
“Tentunya dengan adanyabanyak pelabuhan tikus yang ilegal, kita terus melakukan
penyelidikan bekerja sama den-gan masyarakat. Ini guna men-gantisipasi masuknya barangdari luar Bangka ke Bangka Se-latan,” ujar dia kepada BangkaPos, Kamis (7/9/2023) lalu.
Suhendra memaparkan, kasus narkoba harus ditindak tegas, karena peredarannya sudah memprihatinkan.
Kata Suhendra, berdasarkan pengalaman, sebagian besarnl narkoba masuk ke Indonesia dari negara tetangga melalui jalur laut.
Tentunya Basel yang memiliki banyak pelabuhan tikus harus membutuhkan kewaspadaan ekstra.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Jadi Masalah Serius di Bangka Belitung, Transaksi Narkoba Rp 82,5 Miliar Per Tahun, https://bangka.tribunnews.com/2023/11/18/jadi-masalah-serius-di-bangka-belitung-transaksi-narkoba-rp-825-miliar-per-tahun?page=all.