SonoraBangka.id - Sudah tahu apa itu chado? Masyarakat Jepang mengenal tradisi minum teh atau diistilahkan dengan chado.
Chado sudah banyak dipraktikkan sejak ribuan tahun lalu, diawali dari kalangan istana.
Dulu pun chado hanya diperuntukkan bagi tamu agung, sekarang sudah menjadi atraksi wisata juga.
Orang berani bayar mahal untuk ikuti tradisi yang sering dilakukan di chado tea house, seperti di Kyoto dan Uji.
Pengaruh dari zen buddha
Upacara minum teh di Jepang sangat dipengaruhi filosofi Zen Buddha.
Tradisi ini pertama kali dibawa pendeta Buddha, Eisai dari Tiongkok pada abad ke 12.
Pada masa itu matcha (bubuk teh hijau) hanya digunakan di kuil.
Ini untuk membantu para pendeta Buddha tetap terjaga saat meditasi.
Pada perkembangannya matcha menyebar luas dan digunakan sebagai simbol kemewahan.
Lalu di abad 13-15, seni menyajikan teh dikembangkan jadi upacara minum teh.
Tetapi hanya diperuntukan bagi para bangsawan atau tamu penting.
Belajar bertahun-tahun
Chado tidak bisa dibawakan sembarang orang. Ia harus melalui serangkaian pelatihan.
Dari meracik, membersihkan penyeduh, sampai menuangkan teh, harus dilakukan detail dan elegan.
Ada empat filosofi khusus dibalik setiap gerakannya.
Yakni, wa (harmoni), kei (rasa hormat), sei (kesucian) dan jaku (ketenangan).
Upacara minum teh dilengkapi dengan sejumlah alat pembuat teh khusus.
Yaitu chakin (lap pembersih), chashaku (sendok teh), chasen (pengaduk teh), chawan (mangkuk teh) dan ketel.
Beberapa rumah teh yang sudah lama memiliki alat chado yang umurnya sudah puluhan tahun.
Teh yang digunakan pun bukan sembarang teh hijau, tapi matcha khusus.
Misalnya saja matcha dari Uji, Kyoto.
Dilakukan di ruangan khusus
Upacara chado biasanya dilakukan di ruang minum teh khusus atau di taman.
Orang yang ingin mengikuti upacara ini wajib melakukan reservasi.
Beberapa rumah teh mengharuskan tamu menggunakan kimono.
Dalam satu ruangan ada dua orang pembuat teh. Satu yang membuat dan satu lagi asistennya.
Selama proses pembuatan orang tidak boleh bersuara.
Setelah dibuat, teh dituangkan dalam mangkuk khusus.
Upacara dibuka dengan menghidangkan makanan manis. Setelah itu baru mengambil teh.
Ada cara khusus memegang mangkuk teh.
Mangkuk diambil dengan tangan kanan dialasi tangan kiri.
Sebelum meminumnya, mangkuk harus diputar 90 derajat searah jarum jam, baru diminum perlahan.
Perlu diketahui bahwa, teh harus diminum sampai habis. Setelah itu baru membungkukan badan sebagai ucapan terima kasih.
Artikel ini telah terbit di https://www.kabarbumn.com/ragam/115393726/chado-tatkala-minum-teh-menjadi-ritual-filosofis-nan-elegan-di-kelompok-bangsawan-jepang?page=3