SonoraBangka.Id - Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat bisa menjadi tantangan berat dalam masyarakat modern sekarang ini, di mana makanan selalu tersedia. Namun di sisi lain, tidak cukup makan juga bisa menjadi perhatian medis.
Seperti yang sudah diketahui bersama, risiko utama kurang makan adalah menjadi kurus. Hal ini biasanya ditentukan dengan menggunakan body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT).
BMI memakai tinggi dan berat badan seseorang untuk memberikan perkiraan indikasi apakah mereka berada dalam kisaran berat badan yang sehat atau tidak. Biasanya, BMI di bawah 18,5 dianggap kurus.
Sementara, risiko kesehatan yang terkait dengan kekurangan berat badan yakni bisa meliputi:
Alasan atau penyebab kurang makan
Kurang makan bisa terjadi karena beberapa alasan, termasuk pembatasan makan yang disengaja, nafsu makan berkurang, maupun kondisi lainnya.
Beberapa orang sering kali sengaja kurang makan karena mengikuti diet ketat atau mengikuti tren kesehatan populer.
Terkadang, pola makan dan tren ini dapat disalahartikan atau mengandung nasihat nutrisi yang tidak tepat, yang dapat menyebabkan kurang makan.
Dalam kasus lain, seseorang mungkin kurang makan karena mengidap kelainan makan atau tanpa sadar mereka melakukannya.
Terkadang orang yang memiliki metabolisme tinggi yang tidak normal atau aktivitas fisik tingkat tinggi tidak cukup makan untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya.
Sementara, orang lain mungkin kurang makan karena stres, terutama setelah mengalami peristiwa kehidupan yang traumatis seperti kematian kerabat atau teman dekat.
Seseorang mungkin juga kurang makan akibat mengalami depresi atau kondisi kesehatan mental lainnya.
Untuk alasan lain, rasanya angka jumlah penduduk yang tidak memiliki cukup makanan untuk mempertahankan gaya hidup sehat karena posisi keuangan kini sudah semakin kecil.
Tanda seseorang kurang makan
Ada beberapa kondisi yang bisa dikenali sebagai tanda seseorang kurang makan. Ini mungkin termasuk:
1. Kelelahan
Salah satu gejala yang paling jelas dan tersebar luas yang mungkin menunjukkan bahwa seseorang mungkin kurang makan adalah terus-menerus merasa lelah.
Tubuh mendapatkan energinya dari kalori dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang.
Tubuh membutuhkan sejumlah energi kalori untuk berfungsi dengan baik. Fungsinya mencakup proses tubuh dasar dan otomatis, seperti bernapas, serta proses yang lebih kompleks seperti berpikir secara aktif.
Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk menjaga berat badan yang sehat akan bervariasi dari orang ke orang dan bergantung pada berbagai faktor, seperti ukuran tubuh, metabolisme, dan tingkat aktivitas fisik.
Ketika seseorang kurang makan, mereka mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dibutuhkan tubuh mereka agar berfungsi dengan benar.
Ini dapat berdampak parah pada tingkat energi, menyebabkan perasaan lelah fisik dan kelelahan mental, yang dapat mengganggu fungsi sehari-hari seseorang.
Tingkat energi yang rendah juga dapat berdampak buruk pada kinerja aktivitas fisik dan kebugaran.
Dalam sebuah studi yang diterbikan dalam Jurnal Nutrients pada 2013, para peneliti menemukan bahwa orang dengan kelainan makan mengonsumsi terlalu sedikit kalori, yang berdampak negatif pada kebugaran fisik dan kinerja olahraga.
2. Rambut rontok
Kehilangan rambut bisa sangat menyusahkan. Kehilangan beberapa helai rambut setiap hari adalah hal yang normal.
Namun, jika Anda memperhatikan peningkatan jumlah rambut yang menumpuk di sikat rambut atau saluran pembuangan kamar mandi, itu bisa jadi tanda Anda kurang makan.
Banyak nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan rambut yang normal dan sehat. Asupan kalori, protein, biotin, zat besi, dan nutrisi lain yang tidak memadai adalah penyebab umum kerontokan rambut.
Pada dasarnya, ketika Anda tidak mengonsumsi cukup kalori dan nutrisi utama, tubuh Anda akan memprioritaskan kesehatan jantung, otak, dan organ lain daripada pertumbuhan rambut.
3. Kelaparan terus-menerus
Merasa lapar sepanjang waktu adalah salah satu tanda yang lebih jelas bahwa Anda tidak cukup makan.
Studi mengkonfirmasi bahwa nafsu makan dan mengidam makanan meningkat sebagai respons terhadap pembatasan kalori yang drastis karena perubahan tingkat hormon yang mengontrol rasa lapar dan kenyang.
Pada manusia, pembatasan kalori dapat menyebabkan rasa lapar dan mengidam makanan pada individu dengan berat badan normal dan kelebihan berat badan.
Dalam sebuah penelitian terhadap 58 orang dewasa, mengonsumsi makanan yang dibatasi 40 persen kalori dapat meningkatkan tingkat kelaparan sekitar 18 persen.
Terlebih lagi, asupan kalori rendah telah terbukti meningkatkan produksi kortisol, hormon stres yang dikaitkan dengan rasa lapar dan peningkatan lemak perut.
Intinya, jika asupan kalori Anda turun terlalu banyak, tubuh Anda akan mengirimkan sinyal yang mendorong Anda untuk makan untuk menghindari potensi kelaparan.
4. Kesulitan hamil
Kurang makan dilaporkan dapat juga mengganggu kemampuan wanita untuk hamil. Hipotalamus dan kelenjar pituitari yang terletak di otak Anda bekerja sama untuk menjaga keseimbangan hormon, termasuk kesehatan reproduksi.
Hipotalamus menerima sinyal dari tubuh yang memberitahukan kapan kadar hormon perlu disesuaikan.
Berdasarkan sinyal yang diterimanya, hipotalamus akan menghasilkan hormon yang merangsang atau menghambat produksi estrogen, progesteron, dan hormon lain oleh kelenjar pituitari.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sistem kompleks ini sangat sensitif terhadap perubahan asupan kalori dan berat badan.
Jika asupan kalori atau persentase lemak tubuh Anda turun terlalu rendah, sinyal dapat terganggu, yang menyebabkan perubahan jumlah hormon yang dilepaskan.
Tanpa keseimbangan hormon reproduksi yang tepat, kehamilan pun menjadi tidak dapat terjadi. Tanda pertama dari kondisi ini adalah amenore hipotalamus atau tidak mengalami menstruasi selama tiga bulan atau lebih.
Jadi, jika Anda mencoba untuk hamil, pastikan untuk mengonsumsi makanan yang seimbang dan berkalori cukup untuk memastikan fungsi hormonal yang tepat dan kehamilan yang sehat.
5. Idap masalah tidur
Meskipun makan berlebihan dapat menyebabkan kesulitan tidur, tampaknya diet ketat juga dapat menyebabkan masalah tidur.
Penelitian pada hewan dan manusia telah menunjukkan bahwa pembatasan kalori tingkat kelaparan menyebabkan gangguan tidur dan pengurangan tidur gelombang lambat (slow-wave sleep) atau dikenal sebagai tidur nyenyak.
Dalam satu penelitian terhadap 381 mahasiswa, diet ketat dan masalah makan lainnya dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk dan suasana hati yang rendah.
Dalam penelitian kecil lainnya terhadap 10 wanita muda, empat minggu diet menyebabkan lebih sulit tidur dan penurunan jumlah waktu yang dihabiskan untuk tidur nyenyak.
Merasa seolah-olah Anda terlalu lapar untuk tidur atau bangun dengan rasa lapar adalah tanda-tanda utama bahwa Anda tidak cukup makan.
6. Gangguan iritabilitas (kemampuan untuk bereaksi atau menanggapi suatu stimulus)
Jika hal-hal kecil mulai membuat Anda marah, itu bisa jadi terkait dengan tidak cukup makan. Sebuah studi terhadap 413 siswa perguruan tinggi dan sekolah menengah yang diterbitkan dalam Journal of Health Psychology pada 2000, menemukan bahwa sifat lekas marah dikaitkan dengan diet dan pola makan yang ketat.
Dengan demikian, untuk menjaga mood tetap stabil, jangan biarkan kalori Anda turun terlalu rendah.
7. Merasa dingin terus-terusan
Jika Anda terus-menerus merasa kedinginan, kurang makan bisa menjadi penyebabnya. Tubuh Anda perlu membakar sejumlah kalori untuk menciptakan panas dan menjaga suhu tubuh yang sehat dan nyaman.
Faktanya, bahkan pembatasan kalori ringan telah terbukti menurunkan suhu inti tubuh. Dalam studi terkontrol selama enam tahun dari 72 orang dewasa paruh baya, mereka yang mengonsumsi rata-rata 1.769 kalori setiap hari diketahui memiliki suhu tubuh yang jauh lebih rendah daripada kelompok yang mengonsumsi 2.300-2.900 kalori, terlepas dari aktivitas fisiknya.
Dalam analisis terpisah dari studi yang sama, kelompok yang dibatasi kalori mengalami penurunan kadar hormon tiroid T3, sedangkan kelompok lain tidak. T3 adalah hormon yang membantu menjaga suhu tubuh, di antara fungsi lainnya.
Dalam studi lain terhadap 15 wanita obesitas, kadar T3 menurun sebanyak 66 persen selama periode delapan minggu di mana wanita tersebut hanya mengonsumsi 400 kalori per hari.
8. Sembelit
Buang air besar (BAB) yang jarang mungkin terkait dengan asupan kalori yang tidak memadai. Hal ini tidak mengherankan, karena mengonsumsi sedikit makanan akan menghasilkan lebih sedikit limbah di saluran pencernaan.
Sembelit biasanya digambarkan dengan BAB tiga kali atau lebih sedikit per minggu atau BAB kecil dan keras yang sulit dikeluarkan.
Ini sangat umum terjadi pada orang tua dan dapat diperburuk oleh pola makan yang buruk. Sebuah penelitian kecil terhadap 18 orang dewasa yang lebih tua menemukan bahwa sembelit paling sering terjadi pada mereka yang tidak mengonsumsi cukup kalori.
Ini benar bahkan jika mereka mendapat banyak serat, yang sering dianggap sebagai faktor terpenting untuk fungsi usus yang baik.
Diet dan makan terlalu sedikit juga dapat menyebabkan sembelit pada orang yang lebih muda karena laju metabolisme yang melambat.
Dalam sebuah penelitian terhadap 301 wanita usia kuliah, pelaku diet ketat kemungkinan besar mengalami sembelit dan masalah pencernaan lainnya.
Jika Anda mengalami masalah dengan keteraturan BAB, penting untuk melihat jumlah makanan yang Anda makan dan mengevaluasi apakah Anda sudah cukup.
9. Kecemasan
Meskipun diet itu sendiri dapat menyebabkan kemurungan, kecemasan langsung dapat terjadi sebagai respons terhadap asupan kalori yang sangat rendah.
Dalam sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 2.500 remaja Australia, 62 persen dari mereka yang diklasifikasikan sebagai "pelaku diet ekstrim" melaporkan tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi.
Kecemasan juga telah diamati pada orang yang kelebihan berat badan yang makan makanan sangat rendah kalori.
Dalam studi terkontrol terhadap 67 orang gemuk yang makan 400 atau 800 kalori per hari selama satu hingga tiga bulan, sekitar 20 persen orang di kedua kelompok melaporkan peningkatan kecemasan.
Untuk meminimalkan kecemasan saat mencoba menurunkan berat badan, pastikan Anda mengonsumsi cukup kalori dan makan makanan sehat yang mencakup banyak ikan berlemak kaya asam lemak omega-3. Nutrisi ini dapat membantu mengurangi kecemasan.
10. Masalah kulit
Masalah kulit adalah tanda lain bahwa seseorang mungkin kurang makan. Jika tubuh seseorang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, seperti vitamin E, dapat menyebabkan masalah kulit.
Tanpa vitamin E yang cukup, kulit seseorang mungkin menjadi lebih mudah rusak karena peradangan atau paparan sinar UV. Vitamin lain yang diperlukan untuk menjaga kesehatan kulit termasuk vitamin B-3 dan niasin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Tanda Seseorang Kurang Makan yang Perlu Diwaspadai", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2021/03/06/160400068/10-tanda-seseorang-kurang-makan-yang-perlu-diwaspadai?page=all#page2.