1. Minim latensi
Teknologi jaringan seluler 5G idealnya beroperasi pada spektrum frekuensi radio milimeter dalam rentang 30 GHz hingga 300 GHz.
Dalam spektrum frekuensi tersebut, jaringan 5G mampu mentransmisikan data dalam jumlah besar sekaligus dengan minim latensi. Latensi sendiri merupakan istilah untuk menyebut kecepatan transmisi data per detik, biasanya menggunakan satuan milisecond (ms).
Semakin rendah latensi yang dihasilkan suatu jaringan seluler maka semakin cepat pula data diterima dan diproses perangkat.
Jaringan 5G bisa menghasilkan latensi yang rendah daripada 4G, yakni berkisar 1 ms hingga 10 ms. Sementara itu, latensi dari jaringan 4G masih berada pada kisaran 20 ms hingga 30 ms.
2. Kapasitas koneksi yang besar
Dikutip dari CIO, pengguna spektrum frekuensi tersebut memungkinkan jaringan 5G untuk memiliki kapasitas koneksi yang besar dengan minim gangguan.
Jaringan 5G bisa merambat dengan stabil meski terdapat penghalang seperti dinding atau gedung yang tinggi. Kemudian, jaringan 5G juga diperkirakan mampu untuk digunakan hingga satu juta perangkat per 1 kilometer persegi.
Artinya, gangguan koneksi internet akibat terlalu banyak pengguna dalam satu wilayah bisa diminimalisir oleh jaringan 5G.
3. Menggerangkan berbagai alat dalam satu perangkat