SonoraBangka.id - Dalam kehidupan berumah tangga, baik peran suami atau istri adalah sama-sama pentingnya.
Keduanya juga memiliki tanggung jawab yang besar.
Menurut perencanaan keuangan Finansialku, Harryka Joddy, CFP, kita harus melihat bahwa peran Ayah dalam keuangan keluarga adalah sebagai pencari nafkah utama.
Saat seorang laki-laki memutuskan untuk menikah, maka di depan semua orang yang menjadi saksi pernikahan tersebut ia berjanji untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya atau istri dan anaknya.
Seorang ayah juga harus berusaha keras agar perahu rumah tangganya bisa berjalan semulus mungkin dengan minim gangguan keuangan.
Dalam perjalanan kehidupan berumah tangga, seorang ayah wajar dituntut untuk memberikan nafkah utama dan sumber penghasilan bagi keluarga.
Tak berarti istri tidak bisa menghasilkan, banyak juga istri atau pasangan yang juga bekerja sehingga dapat menambah penghasilan keluarga asalkan pembagian peran sudah disepakati bersama.
Sebagai pencari nafkah utama, sudah seharusnya seorang ayah juga jago dalam mengatur keuangan keluarga.
Apabila masih ada yang kurang, seorang ayah harus mencari penghasilan sampingan sebagai sumber tambahan lainnya yang bisa membuat kebutuhan keluarga tidak terganggu.
Ayah yang baik juga harus memiliki tingkat literasi yang tinggi terhadap instrumen keuangan yang bisa digunakan untuk mencapai beberapa tujuan keuangan keluarga.
Agar mewujudkan perencanaan keuangan keluarga, hal pertama yang harus dilakukan yaitu membangun komunikasi dengan kita sebagai istri.
Sangat penting untuk menyamakan persepsi atau mindset dengan pasangan, bagaimana pandangan terhadap pengaturan keuangan juga tujuan keuangan keluarga di masa depan.
Contohnya, ketika akan membeli sebuah barang tertentu kita perlu mengindentifikasi, apakah barang tersebut termasuk keinginan atau kebutuhan yang harus dipenuhi?
Jika barang tersebut adalah sebuah keinginan, mungkin barang tersebut tidak akan sering digunakan.
Sebaliknya jika memang barang tersebut merupakan kebutuhan, maka barang tersebut akan sering digunakan, bahkan mungkin bisa menghasilkan uang atau istilahnya adalah barang produktif.
Lalu, pertimbangan untuk perbedaan harga juga fitur dari produk yang akan dibeli.
Tentu, dalam mengambil keputusan membeli sebuah produk dengan berbagai pertimbangan itu akan ada banyak perbedaan persepsi.
Di sinilah peran seorang ayah yang perlu memberikan gambaran besar dan memfasilitasi setiap perbedaan pandangan yang biasanya terjadi dengan pasangan.
Itulah sebabnya, komunikasi harus jadi landasan utama dalam pengambilan keputusan terutama dalam mengatur keuangan.
Apabila komunikasi dengan istri atau pasangan lancar, misalnya sudah mempunyai waktu-waktu khusus untuk berbincang maka hal ini sudah menjadi modal penting pertama.
Tahap selanjutnya, sebuah keluarga bisa memulai sebuah rencana keuangan melalui brain stroming atau berdiskusi dengan pasangan mengenai teknis seperti piramida perencanaan keuangan, cash flow, porsi cicilan utang, jumlah dana darurat, proteksi keluarga, hingga investasi.
Tentu, kebutuhan setiap bulan akan berbeda dari bulan sebelumnya sesuai dengan pemakaian.
Tujuan keuangan dalam setiap keluarga bisa saja ter-pending karena ada kebutuhan yang bersifat darurat dan harus menggunakan tabungan lainnya.
Bahkan, bisa jadi ada kalanya tidak dapat menabung.
Hal ini akan sering terjadi pada keluarga dan menjadi sebuah tantangan untuk diselesaikan oleh ayah.
Ayah sebagai kepala keluarga harus memiliki beberapa ide yang solutif, misalnya dengan menaruh tujuan keuangan keluarga pada tempat yang mudah diakses dan mudah terlihat bersama dengan pasangan atau anak.
Contohnya di meja kerja, ditempel di depan lemari es tembok kamar, dan sebagainya.
Langkah ini bisa membuat Ayah menjadi termotivasi dan pasangan untuk mencapai tujuan keuangan keluarga.
Jangan lupa untuk membuat evaluasi atas realisasi penggunaan cashflow di setiap akhir bulan, ya!
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/052672228/tips-pintar-atur-uang-dalam-keluarga-inilah-peran-seorang-ayah?page=all