SonoraBangka.id - Diketahui, menurut prakiraan cuaca Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak Musim Kemarau 2023 terjadi di Agustus 2023.
Namun hingga September ini kondisi cuaca masih panas terik .
Untuk itu masyarakat harus lebih memperhatikan kesehatan karena berapa risiko serangan penyakit yang mungkin bisa saja terjadi.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Slamet Wahidin,kondisi cuaca yang mudah berubah berdampak pada kesehatan tubuh.
Terlebih dengan udara kering, berdebu serta akses air bersih terbatas membuat seseorang terserang risiko penyakit cukup besar.
Untuk itu masyarakat perlu waspada serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Kami mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai berbagai macam potensi penyakit yang muncul pada musim kemarau,” imbau Slamet melalui Bangkapos.com, Senin (11/9/2023).
Ia mengingatkan saat musim kemarau kering seperti ini bisamengakibatkan dehidrasi tubuh.
Bahkan dampak musim kemarau saat ini sudah dirasakan oleh warga Bangka Selatan.
Di mana masyarakat mulai terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare dan demam berdarah dengue (DBD).
Untuk kasus ISPA, dari awal Juli sampai akhir Agustus 2023 dilaporkan terjadi peningkatan menjadi 72 kasus.
Sedangkan penyakit diare sebanyak 136 kasus dan DBD sebanyak 28 kasus.
Mayoritas ketiga penyakit itu banyak diderita oleh anak-anak.
Dengan lokus masyarakat penderita penyakit tersebut paling banyak berada di Kecamatan Toboali dan Kecamatan Payung.
“Berdasarkan laporan jumlah kasus penyakit ISPA dua bulan terakhir paling tinggi ada di Kecamatan Payung, untuk kasus diare lumayan banyak di Kecamatan Toboali, dan kasus demam berdarah 15 kasus terbanyak ada di daerah Toboali,” jelas Slamet.
Di samping itu lanjut dia, pada musim kemarau kondisi suhu dapat berubah secara tiba-tiba dari panas ke dingin.
Hal itu menyebabkan tubuh perlu beradaptasi cukup keras.
Dampaknya, imunitas atau daya tahan tubuh menurun dan rentan terhadap penyakit.
Faktor paling dominan disebabkan oleh debu berterbangan.
Begitu pula dengan kualitas udara semakin menurun diakibatkan kebakaran hutan terjadi dimana-mana.
Tentunya masalah itu dapat menimbulkan gejala ISPA, seperti batuk-batuk dan sakit tenggorokan.
Jika mengalami gejala tersebut, masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Pada musim kemarau yang jelas kemarau juga mengakibatkan kekeringan air. Dampaknya pada penyakit diare. Kemudian dengan kurangnya pasokan air, masyarakat kita pasti menampung air dan tempat penampung air ini bisanya timbulnya resiko jentik nyamuk DBD,” ungkapnya.
Kendati demikian guna mengantisipasi penyakit, Slamet mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga pola PHBS, berolahraga dan istirahat cukup.
Warga dapat melindungi diri saat beraktivitas di luar, seperti menggunakan masker.
Sementara antisipasi DBD perlunya menggerakan masyarakat dalam memantau jentik nyamuk di wilayahnya.
“Selalu menerapkan 3M Plus, mengubur barang bekas dan menutup serta menguras tempat penampungan air. Juga menaburkan bubuk larvasida atau abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan,” imbau Slamet.
Di Bangka Tengah Didominasi Penyakit ISPA
Kondisi cuaca panas yang disertai dengan fenomena El Nino menyebabkan masyarakat mudah terkena berbagai macam penyakit.
Tak terkecuali penyakit yang berhubungan dengan sistem pernafasan.
Pasalnya, cuaca yang panas kerap membuat kondisi sekitar menjadi berdebu sehingga udara disekitar pun menjadi tidak sehat.
Demikian yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Bangka Tengah, Fera Hasnita, Selasa (29/8/2023).
Adapun salah satu contoh penyakit pernapasan yang kasusnya mengalami peningkatan akhir-akhir ini adalah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Bahkan kata Fera, penyakit ISPA adalah penyakit yang paling banyak diderita di Bangka Tengah per bulan Juli 2023.
"Kalau berdasarkan data penyakit terbanyak di bulan Juli, penyakit terbanyak di Kabupaten Bangka Tengah adalah ISPA," katanya.
Dia memaparkan data kasus ISPA di Bangka Tengah dimana pada bulan Juni 2023 terdapat sebanyak 785 kasus atau penderita.
Lalu pada bulan Juli 2023, jumlahnya meningkat menjadi 897 kasus yang artinya ada penambahan 112 kasus atau penderita dalam satu bulan.
“Data itu adalah data dari puskesmas-puskemas dan klinik-klinik yang ada di Bangka Tengah. Dan itu belum termasuk data yang dari rumah sakit, jadi bisa jadi lebih banyak lagi,” ungkap Fera.
Menurut Fera, adanya penambahan kasus penderita ISPA tersebut ada pengaruhnya dengan faktor cuaca panas ini.
“Ada pengaruhnya karena cuaca panas ini. Terus juga orang biasanya kurang minum,” jelasnya.
Diakuinya cuaca seperti ini juga rentan memunculkan penyakit-penyakit lain.
Misalnya yang banyak diketahui saat ini adalah sakit tenggorokan, diare dan pneumonia (radang paru-paru).
Oleh karana itu, untuk menyikapi kondisi cuaca seperti ini, Fera mengimbau masyarakat banyak minum air putih dan mengonsumsi vitamin.
“Jangan lupa olahraga juga. Tetap lakukan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) itu yang paling penting,” sarannya.
10 Penyakit Terbanyak
Dari hasil pelayanan rumah sakit hingga puskesmas di Kota Pangkalpinang, ada 10 diagnosa penyakit terbanyak selama tahun 2023.
Posisi teratas masih ditempati Hipertensi dan disusul Nasofaringitis Akut.
Demikian hal tersebut berdasarkan data 10 penyakit terbanyak Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang hingga Agustus 2023.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang dr. Masagus Hakim menyebut, hipertensi sebanyak 1.032 kasus, nasofaringitis akut sebanyak 751 kasus.
Selain hipertensi dan nasofaringitis akut, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) juga paling sering yakni sebanyak 484 kasus.
Kemudian, diabetes mellitus sebanyak 584 kasus, tukak lambung sebanyak 450 kasus, penyakit pulpa sebanyak 320 kasus, Myalgia sebanyan 252 kasus, demam yang tidak diketahui penyebabnya 206 kasus, diare sebanyak 168 kasus, dan sakit kepala 150 kasus.
"10 penyakit terbanyak ini hampir setiap tahun sakit ini yang paling banyak, sepeti Hipertensi, Diabetes mellitus memang cukup sering terjadi," sebut Hakim kepada Bangkapos.com, Rabu (6/9/2023).
Menurutnya, pola hidup yang kurang sehat menyebabkan penyakit-penyakit ini kerap terjadi di masyarakat. Seperti terlalu banyak konsumsi gula, garam, dan kurang berolahrga.
"Makanya konsumsi makanan yang sehat itu penting sekali, menjaga pola hidup sehat untuk kita sendiri seperti mulai berolahrga. Tidak konsumsi gula berlebihan, sayuran hingga buah-buahan itu penting," jelasnya.
Diakui Hakim, penyuluhan dan Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi (Penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, penyakit paru obstruktif akut dan kanker) sudah sering dilakukan.
"Monitoring faktor resiko bersama PTM secara rutin dan periodik. Rutin berarti Kebiasaan memeriksa kondisi kesehatan meski tidak dalam kondisi sakit. Periodik artinya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala," terang Hakim.
Kasus penyakit infeksi saluran pernafasan atas di Belitung belum mengalami kenaikan meskipun cuaca panas terus terjadi beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung pada Juli 2023 lalu terdapat 5.260 kasus ISPA.
Jumlah tersebut didominasi terjadi pada penderita berusia 3-60 tahun dengan total 3.571 kasus.
Didominasi Usia 3 hingga 60 Tahun
Kasus penyakit infeksi saluran pernapasan atas di Belitung belum mengalami kenaikan meskipun cuaca panas terus terjadi beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung pada Juli 2023 lalu terdapat 5.260 kasus ISPA.
Jumlah tersebut didominasi terjadi pada penderita berusia 3-60 tahun dengan total 3.571 kasus.
"Sampai sejauh ini belum ada peningkatan," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Sri Agustini, Kamis (31/8/2023).
Menurutnya, ISPA memang berkaitan erat dengan cuaca panas. Karena pemicu ISPA di antaranya faktor cuaca, debu, dan alergi.
Infeksi dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. Gejala ISPA biasanya berlangsung antara 1-2 minggu.
ISPA dapat dicegah di antaranya dengan cara sering mencuci tangan terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
Di samping itu juga meminimalisir sentuhan tangan pada wajah, terutama pada area mulut dan hidung.
Selain itu, bila diperlukan untuk mengonsumsi vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Juga mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang.
Tips Jaga Kesehatan
Musim kemarau sudah mulai memasuki Bangka Belitung.
Masyarakat diharap waspada dengan berbagai penyakita yang berpotensi muncul saat musim kemarau.
Praktisi Kesehatan atau Dokter Umum, dr Riza Jayanti memberikan beberap tips agar tubuh tetap sehat menghadapi musim kemarau ini.
"Tak hanya beberapa penyakit yang dialami tubuh, kulit juga kadang ikut berpengaruh maka kita perlu menjaga kesehatan kita baik luar dan dalam," kata dr Riza, Kamis (3/8/2023) kepada Bangkapos.com.
Dia membeberkan ada lima hal utama yang perlu diperhatikan meliputi melengkapi kebutuhan air untuk menghindari dehidrasi, menghindari paparan cuaca terik berkepanjangan, gunakan tabir surya untuk kulit, jaga pola makan sehat dan olahraga secara teratur dalam ruangan.
"Selain itu hindari terpapar langsung dengan sinar matahari, kurang makan buah dan cairan, jajan sembarangan dan harus menerapkan 3 M di lingkungan rumah seperti menguras, menutup dan mengubur," sarannya.
Berikut beberapa penyakit yang sering muncul saat musim kemarau menurut dr Riza yang mesti diketahui meliputi:
• Diare atau muntaber Di mana kebersihan makanan berkurang pada pelaku penjual makanan, kebersihan makanan tidak menjadi prioritas
• Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)
contoh batuk,pilek, debu, udara panas, membuat saluran pernapasan rentan
• Penyakit mata, debu yang masuk ke mata menyebabkan iritasi,
• Demam berdarah
Tak hanya saat musim hujan, demam berdarah juga berisiko muncul di musim kemarau. Ini karena nyamuk-nyamuk dewasa mulai berkembang.
"Saat musim hujan, banyak terjadi genangan. Saat itulah nyamuk-nyamuk ini berkembang biak. Nah, saat memasuki musim kemarau saat ini, nyamuk dewasa itu," katanya.
• Ancaman dehidrasi
Saat musim kemarau di mana cuaca sangat panas, Anda juga akan lebih rentan mengalami dehidrasi.
Karena itu, selalu cukupi kebutuhan air minimal 8 gelas sehari, terlebih bagi Anda yang lebih banyak beraktivitas di luar ruangan.
• Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit kronis yang membuat kulit meradang, gatal, kering, dan pecah-pecah. Biasanya, kondisi ini disebut juga sebagai penyakit eksim.
• Tifus
Tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii. Penyakit ini sering ditularkan melalui konsumsi makanan yang tercemar bakteri Salmonella.
• Heatsroke
Heatstroke sangat mungkin terjadi saat musim kemarau di mana cuaca sangat panas. Ini merupakan kondisi kegawatdaruratan yang terjadi ketika suhu tubuh terlalu panas akibat paparan suhu panas di luar tubuh dalam jangka waktu yang lama.
Suhu tubuh bisa mencapai 40 derajat Celsius.
"Kondisi ini harus segera mendapat pertolongan medis karena dapat dengan cepat merusak fungsi berbagai organ dalam tubuh, seperti otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya hingga mengancam jiwa," kata dr Reza.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Waspadai Penyakit Ini di Bangka Belitung Saat Musim Kemarau, Banyak Menyerang Anak Hingga Lansia, https://bangka.tribunnews.com/2023/09/11/waspadai-penyakit-ini-di-bangka-belitung-saat-musim-kemarau-banyak-menyerang-anak-hingga-lansia?page=all.