Tujuan alternatif
Adanya overtourism jelas mencemaskan semua orang yang liburan.
Ongkos liburan jadi lebih mahal dan tempat yang dikunjungi semakin ramai.
Meskipun tetap mengidamkan Jepang, Swiss, atau Bora-Bora, kedua generasi ini juga mencari tujuan liburan alternatif.
Tujuan alternatif ini tetap harus mirip dengan tempat populer.
Istilah kerennya destination dupes.
Dibandingkan Milenial, Gen Z yang lebih sering mencari destination dupes ini.
Paling tidak sekitar 69% gen Z merasa biaya traveling di destination dupes lebih murah.
Sementara 63% merasa di tempat tersebut mereka bisa menemukan sesuatu yang berbeda.
Liburan di low season
Low season yang sering dianggap lebih sepi dan berbiaya murah, sekarang mejadi incaran traveler, terutama gen Z.
Sekitar 71% merasa liburan di low season tidak terlalu ramai sehingga bisa menikmati suasana dan menjangkau banyak tempat.
Sementara 67% lainnya merasa setelah selesai liburan efek rileksna juga lebih terasa.
Baik Gen Z dan Millenial banyak yang merencanakan liburan disesuaikan pemberian promo atau loyalty program.
Mulai saat mencari tiket pesawat, tempat menginap, promo kuliner atau produk brand lainnya.
Nah, kamu termasuk gen z atau milenial?
Artikel ini telah terbit di https://www.kabarbumn.com/ragam/115400227/perbedaan-gaya-traveling-gen-z-dan-milenial-sepanjang-tahun-2024-berdasarkan-survei?page=2