Inspirasi dari Minimalisme
Gaya hidup YONO memiliki akar dari konsep minimalisme yang populer di Jepang, seperti Danshari dan Gonmari.
Danshari, yang dipopulerkan oleh Hideko Yamashita, menekankan pentingnya melepaskan barang yang tidak diperlukan untuk mencapai ketenangan batin.
Sementara itu, Gonmari (Marie Kondo) mengajarkan pentingnya memilah barang berdasarkan apakah benda tersebut "memercikkan kegembiraan" (spark joy).
Namun, YONO melangkah lebih jauh dengan memperhatikan dampak konsumsi terhadap lingkungan.
Generasi YONO cenderung memilih barang berkualitas tinggi yang tahan lama, menggunakan bahan ramah lingkungan, serta mendukung ekonomi lokal melalui pembelian produk daerah.
Mengutamakan Keberlanjutan Ekonomi dan Lingkungan
Tren YONO membawa pesan penting tentang konsumsi yang bertanggung jawab.
Ini tidak hanya mengurangi pengeluaran pribadi, tetapi juga berdampak positif pada keberlanjutan planet.
Contohnya, penggunaan barang bekas, daur ulang, dan transaksi barang preloved kini dianggap sebagai gaya hidup yang keren.
Ke depannya, konsumen generasi YONO diperkirakan akan terus menjadi penggerak perubahan sosial.
Dengan prinsip "hanya membeli yang diperlukan", mereka tidak hanya menekan konsumerisme berlebihan tetapi juga mendorong kesadaran akan isu-isu lingkungan dan sosial.
Gaya hidup ini mungkin menjadi solusi tepat di tengah tantangan dunia modern yang semakin kompleks.
Demikian tadi definisi tren gaya hidup YONO dan perbedaannya dengan YOLO.
Nah, apakah kamu tertarik untuk mencoba gaya hidup YONO?
Artikel in telah terbit di https://www.parapuan.co/read/534200220/apa-itu-yono-yang-disebut-gantikan-gaya-hidup-yolo-di-tahun-2025?page=all