Saya pernah mendengar ungkapan, ketika melihat seseorang berusaha menunjukkan kebahagiaan pada orang lain. Sejatinya mereka tengah menyembunyikan kesedihan mendalam.
Ekspresi Menyembunyikan Kesedihan. Sumber Trimelive.com
Saya merasa ungkapan ini cukup relevan dalam kejadian di sekitar saya. Seorang teman belakangan ini selalu memposting dirinya tengah berlibur dan melakukan kegiatan menyenangkan.
Nyatanya tanpa disadari teman saya ini tengah menyembunyikan kesedihan karena habis diputus oleh sang kekasih.
Orang yang tampak bahagia di sosial media bisa jadi menutupi kesedihan karena berantem dengan keluarga, stres dengan kerjaan atau tugas, bingung memikirkan cicilan yang kian banyak dan sebagainya.
Postingan atau cerita mereka yang berusaha tampak bahagia menunjukkan bahwa mereka ingin terlihat kuat dan masalah bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan berlarut-larut.
Adanya respon kita yang kurang berkenan bisa jadi akan membuat mental atau psikis mereka kian terpuruk.
Cobalah memberikan respon sederhana seperti wuah keren, mantap, lanjutkan gan dan sebagainya jika menyadari bahwa apa yang diceritakan atau di-posting oleh seseorang terkesan menutupi kesedihan atau permasalahan hidup
4. Sosial Media Hanyalah Ruang Ekspresi
Saat ini baik anak-anak, remaja hingga orang dewasa telah familiar dengan sosial media seperti facebook, instagram, WhatsApp, twitter, dan lainnya.
Posting Kemesraan Dengan Pasangan. Sumber Line Today
Kita harus sadar bahwa salah satu fungsi dari sosial media adalah sebagai ruang ekspresi diri. Tidak heran pengguna sosial media sering memposting aktivitas, kegiatan hingga pencapaian.
Ada yang posting baru membeli tas branded, ada pula yang posting tengah berlibur di tempat yang tengah viral atau hits, membeli makanan enak atau memiliki kendaraan baru.
Muncul komentar dasar norak atau sok pamer sejatinya kita lah yang perlu mengintrospeksi diri.
Seandainya ada postingan yang dianggap kurang berkenan, kita bisa menyembunyikan postingan orang tersebut agar tidak muncul, bisa unfollow atau blokir kontak tersebut.
Disisi lain apa yang mereka bagikan sebenarnya tidak merugikan diri kita sendiri secara langsung. Mereka bisa membeli sesuatu atau pergi ke suatu tempat tidak menggunakan uang kita.
Lalu mengapa kita sampai harus merusak kebahagiaan mereka dengan komentar yang tidak pas.
Mereka mencoba mengekspresikan diri melalui sosial mereka sendiri, menggunakan gadget dan kuota sendiri tanpa sedikitpun menyusahkan kita sebagai pendengar atau penonton.
Mungkin sebenarnya apa yang merekan adalah ingin mengapresiasi diri terhadap usaha yang telah dilakukan atau bahkan berusaha menginspirasi orang lain agar bisa seperti dirinya.
Kekhawatiran yang muncul adalah ketika memberikan respon seperti dasar norak atau pamer. Tanpa sadar bisa jadi itu tanda rasa iri atau dengki dalam hati terhadap pencapaian atau kemampuan dari orang lain tersebut.
Setiap orang memiliki kebahagiaan masing-masing. Tidak etis rasanya ketika kebahagiaan yang ingin mereka ceritakan atau posting justru dibalas dengan respon kita yang kurang berkenan.
Seandainya kita di posisi mereka tentu akan membuat kita menjadi kecewa atau bahkan mempengaruhi psikis. Ini karena 4 hal di atas bisa jadi penyebab ketidaktahuan pemahaman kita terhadap kebahagiaan yang diberikan orang lain.
Nah, tentunya harapan kita bisa menghindari hal-hal yang justru membuat kita merusak kebahagiaan orang lain atau mencegah selisih paham antara kita dengan pihak orang tersebut.
Semoga bermanfaat ya!
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "4 Alasan Kenapa Jangan Rusak Kebahagiaan Orang Lain", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/indramahardika/616ae4078bae93626e5e9242/jangan-rusak-kebahagiaan-orang-lain?page=all&page_images=1