Setiap generasi memiliki budaya yang berbeda, hal inilah yang membuat seorang ibu kerap salah menilai apa yang tengah anaknya lakukan.
Sebagai contoh, generasi Z atau Alpha kini tidak terpisahkan dengan media sosial. Hal itu terkadang tidak dipahami oleh sang ibu yang mungkin berasal dari generasi X atau Y.
Bentuk pelarangan itu ditunjukkan dengan berbagai simbol, seperti verbal, gerak tubuh, atau keduanya.
"Ada yang verbal, ada yang langsung dengan gesture, dan dua-duanya. Misalnya, verbal diungkit-ungkit terus gitu," jelas Ratna kepada Kompas.com, Rabu.
2. Membandingkan dengan dirinya sendiri
Lebih lanjut, Ratna mengungkapkan, perasaan mudah marah muncul karena seorang ibu menaruh harapan yang tinggi terhadap anak perempuannya.
Tanpa disadari, hal itu membuat sang ibu suka membandingkan anaknya dengan dirinya saat masih muda.
"Semua kacamatanya diihat dari bagaimana si ibu dulu. Kan dulu zamannya nggak begini. Kan dulu ibu aja bisa seperti itu, sekarang kenapa kamu enggak gitu," ujar Ratna, mencontohkan.
3. Pengaruh hormonal
Bila dilihat dari sisi medis, seorang ibu sering marah kepada anak perempuannya juga bisa disebabkan oleh faktor hormonal.