2. Percayakan keamanan pada pilot
Setiap pilot logikanya terlatih mengatasi turbulensi.
Terlebih pilot didukung teknologi aviasi modern yang bisa memampukan mereka membaca cuaca.
Bila kondisi diramalkan tidak mendukung, penerbangan bisa dibatalkan.
Jadi bila terjadi turbulensi dipastikan pilot sudah tahu yang harus dilakukan.
Sebagai penumpang, patuhi arahan pilot dan pramugari.
Secemas apa pun, jangan sekali-kali ingin bertemu pilot untuk menanyakan kondisi cuaca awal.
3. Pilih waktu penerbangan
Bila Anda tipe pencemas dan takut turbulensi, sebaiknya ambil jam penerbangan di pagi hari.
Di pagi hari umumnya udara lebih dingin dan stabil, kemungkinan turbulensi lebih kecil.
Berbeda dengan penerbangan malam, terutama tengah malam, yang lebih rawan turbulensi.
Selain itu, pilih kursi di bagian depan.
Kursi di bagaian belakang lebih rawan goncangan dibandingkan kursi bagian depan.
Jangan juga pilih kursi dekat jendela. Pemandangan di luar cenderung membuat orang cepat cemas.
4. Tarik panas panjang
Orang yang cemas biasanya sulit bernapas. Bila sulit bernapas, kecemasan makin meningkat.
Ini seperti lingkaran setan yang tak berkesudahan.
Ketika terjadi turbulensi, coba tutup mata dan tarik napas panjang sambil menghitung atau berdoa dalam hati.
Ini memberikan efek menenangkan.
Bila bepergian bersama teman, alihkan kecemasan dengan mengobrol ringan.
Nah, sebaiknya jangan menatap ke arah luar jendela agar tidak semakin cemas.
Semoga bermanfaat!
Artikel ini telah terbit di https://www.kabarbumn.com/ragam/115415707/tidak-pernah-terbiasa-dengan-turbulensi-meskipun-sudah-sering-terbang-ini-yang-harus-dilakukan-agar-tidak-cemas?page=3