Beberapa warga yang menjadi korban hingga ada yang tewas akibat diserang buaya juga membuat Sekdes Ranggi Asam, Asnan khawatir.
Kendati kerap mengancam keselamatan warga, namun belum ada satupun buaya kolong Ranggi Asam, yang berhasil ditangkap.
Pasalnya, aliran kolong desa Ranggi Asam, Kolong Telak, satu aliran menuju sungai Antan.
Berbagai upaya telah dilakukan warga dan perangkat desa. Termasuk mencari pawang yang sanggup menangkap sang reptil.
"Buaya yang tertangkap belum ada, karena menyatu satu sumber aliran air ke sungai Antan. Kami juga bingung belum tahu bagaimana cara menangkap buaya itu, dan siapa pawang buaya yang tangguh," ungkap Asnan, Senin (18/1/2021) kepada Bangkapos.com.
Menurut Asnan, jarak dari lokasi hilangnya Yati (Kolong Ranggi Asam Jebus ) ke lokasi jasadnya ditemukan (Kolong Desa Telak Parittiga), kurang lebih sekitar 2 kilometer.
"Kolong itu perbatasan Desa Ranggi dan Telak, lewatnya tembusnya ke sungai antan, kurang lebih sekitar 2 kilo dari tempat Yati diterkam dan tempat ditemukan mayatnya. Jauh juga itu diseretnya. Buaya itu nerkamnya di hilir terus di bawa ke hulu sungai," kata Asnan.
Buaya Ganas Bawa Jasad Yati Keliling Kolong
Tak hanya memangsa dan mencabik cabik organ tubuh Yati saja, bak memberi isyarat, buaya pemangsa tersebut hampir dua jam membawa jasad Yati keliling kolong, Desa Telak, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (17/1/2021)
Kades Desa Telak , Kecamatan Parittiga, Faharudin, mengatakan mulanya, secara kasat mata sang reptil dikira tengah memangsa dan menyeret seekor burung.