Gerhana Matahari Total (GMT)
Gerhana Matahari Total (GMT) ( fakta.co.id)

Ini Fenomena Langka Gerhana Matahari Hibrida di Akhir Ramadhan, Apa Dampaknya?

10 April 2023 13:32 WIB

SonoraBangka.id - Diketahui bahwa, Ramadhan 1444 H diwarnai sejumlah fenomena langit langka.

Salah satunya adalah Gerhana Matahari hibrida diperkirakan terjadi di Indonesia akhir Ramadhan 1444 H.

Peneliti Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyampaikan, gerhana Matahari hibrida adalah perpaduan dari gerhana Matahari total dan gerhana Matahari cincin.

Masyarakat dapat menyaksikan perubahan dari fase gerhana Matahari cincin ke gerhana Matahari total dan diakhiri gerhana Matahari cincin dalam waktu yang singkat.

Andi mengatakan bahwa gerhana Matahari hibrida diperkirakan terjadi di Indonesia Kamis, 20 April 2023.

"Tepatnya 29 Ramadhan 1444 H, bertepatan dengan 20 April 2023 akan terjadi fenomena gerhana Matahari hibrida," ujar Andi dikutip dari Kompas.com.

Proses terjadinya gerhana Matahari

Lebih lanjut, Andi menjelaskan bahwa gerhana Matahari hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus.

Posisi yang segaris menyebabkan bayangan dari Bulan jatuh ke permukaan Bumi sehingga Matahari tidak terlihat secara utuh. 

Pada saat terjadi, daerah di Bumi yang letaknya di bawah umbra atau bayangan ini akan mengalami gerhana Matahari total.

Sedangkan daerah di Bumi yang berada di bawah penumbra atau bayangan kabur ketika gerhana Matahari akan mengalami gerhana Matahari sebagian.

Dampak gerhana Matahari hibrida

Andi mengingatkan fenomena gerhana Matahari hibrida memberikan beberapa dampak bagi Bumi.

Ia menyampaikan, fenomena tersebut akan menyebabkan perubahan suhu, kondisi langit, termasuk perubahan perilaku hewan. Berikut penjelasannya.

1. Cuaca menjadi gelap

Andi menerangkan, salah satu perubahan ketika gerhana Matahari terjadi adalah langit yang awalnya cerah berubah menjadi gelap seperti malam hari.

"Konsekuensinya adalah bintang yang selama ini tidak terlihat saat siang hari dikarenakan intensitas (sinar) Matahari lebih dominan, bintang tersebut akan muncul," kata Andi kepada Kompas.com, Minggu (26/3/2023).

Ia juga menyampaikan bahwa planet-planet yang berada di atas ufuk (garis pemisah Bumi dan langit) akan terlihat ketika gerhana Matahari terjadi.

2. Penurunan suhu

Di samping langit yang berubah menjadi gelap ketika siang hari, perubahan lain ketika gerhana Matahari adalah penurunan suhu.

Wilayah yang mengalami gerhana Matahari akan merasakan penurunan suhu sebesar 4-5 derajat Celcius.

"Udara di sekitar menjadi sangat dingin. Hal ini karena intensitas radiasi Matahari itu berkurang," jelas Andi.

Ia mengutarakan bahwa penurunan suhu dapat terjadi ketika gerhana Matahari total maupun cincin.

3. Perubahan perilaku hewan nokturnal

Andi juga mengatakan, gerhana Matahari menyebabkan perilaku hewan nokturnal berubah selama fenomena ini berlangsung.

Hewan nokturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari namun beraktivitas dan mencari makanan ketika malam hari.

Dalam hal ini, hewan nokturnal seperti burung hantu akan terbangun untuk sesaat ketika gerhana Matahari berlangsung.

Kendati demikian, hewan nokturnal akan kembali tidur setelah gerhana Matahari selesai.

"Untuk dampaknya ke hewan memang ada beberapa hewan tertentu yang peka terhadap cahaya," tutur Andi.

"Sehingga di saat terjadi gerhana Matahari sebagian, hewan (tidak nokturnal) mulai gelisah dan saat fase gerhana Matahari total hewan-hewan akan tidur," jelasnya.

4. Pasang air laut

Lebih lanjut, gerhana Matahari juga menyebabkan pasang air laut mengalami peningkatan dari kondisi biasanya.

Hal tersebut disebabkan oleh fase konjungsi atau bulan baru ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus.

Karena pasang air laut dapat meningkat, ia menyarankan masyarakat untuk tidak beraktivitas di pantai atau melakukan pelayaran.

"Untuk sementara waktu tidak berlayar atau bermain di area pantai," saran Andi.

5. Dapat merusak penglihatan

Selain memengaruhi perubahan kondisi Bumi dan perilaku hewaan, gerhana Matahari juga berdampak bagi manusia.

Sebabnya fenomena tersebut berisiko merusak retina mata apabila manusia melihat gerhana Matahari secara langsung.

Oleh karena itu, Andi mengimbau supaya masyarakat menggunakan kacamata gerhana untuk menyaksikan gerhana Matahari total dan sebagian.

"Jika masyarakat mempunyai alat atau instrumen seperti teropong astronomi atau teropong medan binokuler atau monokuler, sebelum mengamati gerhana lebih dulu harus memasang filter di depan instrumen," imbuh Andi.

Di sisi lain, Andi juga meminta masyarakat tidak melihat gerhana Matahari melalui pantulan permukaan air.

Pasalnya, permukaan air dapat memantulkan cahaya dari gerhana Matahari dan hal ini berisiko merusak mata.

Wilayah yang mengalami gerhana Matahari

Datangnya gerhana Matahari dapat disaksikan di beberapa derah di Indonesia.

Khusus untuk gerhana Matahari hibrida, fenomena ini terjadi di:

-Maluku
-Pulau Kisar
-Pulau Maopora
-Pulau Damar
-Pulau Watubela.
-Papua Barat
-Kepulauan Antalisa
-Randepandai
-Roswar
-Pulau Num.
-Papua
-Wooi
-Serui
-Biak Kota.

Sementara itu, wilayah Indonesia yang mengalami gerhana Matahari sebagian adalah Yogyakarta, Medan, dan Jayapura.

Andi menjelaskan, Yogyakarta menjadi wilayah yang memulai gerhana Matahari sebagian paling awal.

Tetapi, wilayah yang lebih awal mengakhiri gerhana Matahari sebagian adalah Medan dan wilayah yang paling terakhir memulai dan mengahiri fenomena ini adalah Jayapura.

Empat fenomena Astronomi Langka  di Ramadhan 2023

Langit seringkali menyuguhkan fenomena tak biasa dan langka untuk dilihat oleh penghuni bumi.

Fenomena itu biasanya terbentuk karena fase peredaran benda langit yang bersilang di garis yang sama, beredar dalam waktu yang bersamaan, atau saling berdekatan satu sama lain.

Peristiwa tersebut dari gugusan bintang yang membentuk sebuah formasi hingga gerhana matahari.

Tercatat, ada sejumlah fenomena astronomi luar biasa dan langka yang akan terjadi pada sepanjang April 2023.

Apa saja? Berikut daftarnya:

Full moon

Dilansir dari starwalk, antara 5 dan 6 April malam akan terjadi fenomena full moon atau bulan purnama penuh.

Nama lain dari fenomena ini, yakni pink moon atau bulan purnama merah muda karena bulan akan memancarkan cahaya warna merah muda.

Full moon sendiri terjadi karena seluruh permukaan bulan mendapat penerangan cahaya dari matahari.

Fenomena ini terjadi ketika bulan dan matahari berada di sisi bumi yang berseberangan satu sama lain.

Gerhana matahari hybrid

Dikutip dari space, pada 20 April, manusia di bumi diperkirakan akan disuguhkan oleh gerhana matahari hybrid atau hibrida yang langka terjadi.

Gerhana matahari hybrid merupakan gerhana matahari yang akan mengalami dua fase gerhana, yakni gerhana annular dan gerhana total.

Bentuk gerhana annular akan terlihat seperti membentuk cincin api. Cincin api tersebut berasal dari matahari yang tertutup oleh bulan di depannya.

Setelah annular, akan terjadi beberapa detik menjadi gerhana matahari total dan kemudian kembali menjadi annular.

Konjungsi venus dan gugusan bintang

Dilansir dari earthsky, pada 21 dan 22 April malam akan terjadi konjungsi antara planet venus yang cerah dengan dua gugusan bintang cantik di langit.

Konjungsi mempunyai arti dalam astronomi adalah keadaan ketika sebuah planet tampak dekat dengan bulan, bintang, atau planet lainnya.

Konjungsi diketahui cukup sering terjadi, namun berbeda-beda planet yang mengalami konjungsi ini.

Gugus bintang yang pertama adalah Pleiades yang merupakan gugusan yang membentuk seperti payung. Pleiades mempunyai nama lain, yakni 7 Sisters.

Sedangkan yang kedua, yakni venus dengan gugus bintang Hyades yang berbentuk seperti huruf V.

Selain venus dengan dua gugus bintang, ada juga bulan yang menambah kecantikan langit di malam tersebut.

Hujan meteor Lyrid

Dikutip dari smithsonianmag, diperkirakan mulai 15 April hingga 29 April 2023 akan terjadi fenomena hujan meteor Lyrid.

Hujan meteor akan terjadi ketika bumi melewati puing-puing yang tertinggal dari komet dan asteroid di luas angkasa.

Itu sebabnya hujan meteor terjadi pada waktu yang hampir bersamaan setiap tahunnya.

Lyrid sendiri berasal dari komet Thatcher yang mengorbit matahari selama 415 tahun.

Ini merupakan salah satu hujan meteor tertua yang pernah tercatat, dengan pengamatan sejak 687 SM.

Pengamat biasanya dapat melihat sekitar 18 meteoer per jam di langit, meski pada kesempatan yang jarang akan melihat sebanyak 100 meteor dalam satu jam.

Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada malam tanggal 22 April 2023.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Jangan Lewatkan, Ada Fenomena Langka Gerhana Matahari Hibrida di Akhir Ramadhan, Ini Dampaknya, https://bangka.tribunnews.com/2023/04/10/jangan-lewatkan-ada-fenomena-langka-gerhana-matahari-hibrida-di-akhir-ramadhan-ini-dampaknya?page=all.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm