Tubuh perempuan dikomodifikasi untuk mengikuti kemauan audiens yang mayoritas menginginkan adanya keindahan dan sensualitas.
Dan seksualitas selalu menjual! Karena memiliki news value begitu besar yang mengundang audiens untuk ramai-ramai menyaksikan konten hiburan tersebut.
Di mana ada program yang ramai dikonsumsi publik, di situ lah para pengiklan berdatangan yang tentunya semakin menambah pundi-pundi korporasi entertainment.
Dehumanisasi Perempuan Entertainer
Seringkali demi meraih dan mempertahankan popularitas di dunia hiburan, banyak perempuan yang diam ketika mengalami pelecehan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan diamnya para korban pelecehan seksual di industri entertainment.
Pertama, takut akan kehilangan kesempatan untuk meraih mimpi menjadi entertainer terkenal.
Di sinilah terjadinya ketimpangan relasi kuasa karena pihak korporasi hiburan yang direpresentasikan oleh produser, program director, sponsor, dan stakeholder lainnya memiliki otoritas penuh untuk memutuskan kontrak dan mengganti talent.
Kebungkaman terhadap pelecehan tersebut adalah cara untuk tetap mempertahankan karier di industri hiburan.
Faktor kedua disebabkan oleh budaya patriarki yang menyalahkan korban pelecehan alih-alih mengutuk keras tindakan si pelaku.